suaraperempuanpapua.id – TEH Pepermin yang akan dibawa Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Sembalun untuk disuguhkan kepada peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara (K-Man) Papua 2022 itu adalah produk asli Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Sembalun. Aman Sembalun akan membawa 500 kotak teh peppermin untuk disuguhkan kepada peserta KMan ke-6 di Jayapura.
Sajian teh pepermin kepada peserta saat kongres itu merupakan salah satu bentuk partisipasi perwakilan Aman Sembalun untuk menyukseskan Kongres Aman ke-6 Papua di Jayapura.
“Kami siap membawa 500 kotak teh daun min dari Rinjani ke KMan 6,” kata Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Aman Daerah Sembalun Junaedi saat memberikan sambutannya di Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Aman Daerah Sembalun pada 30 Juli 2022.
Rakerda yang berlangsung di Dusun Mentagi, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu turut dihadiri oleh Ketua BPH Aman Wilayah NTB Lalu Primawiraputra, Ketua Dewan Aman Wilayah (Damanwil) NTB Abdurrahman Sembahulun, Kepala Biro Ekonomi Sosial-Budaya Aman Wilayah NTB Lalu Kesumajayadi, dan para perwakilan dari 11 komunitas Masyarakat Adat anggota Aman Sembalun.
Junaedi menerangkan, teh pepermin itu dipercaya oleh Masyarakat Adat Sembalun bisa meningkatkan stamina dan menenangkan pikiran. Sajian 500 kotak teh daun min yang dibawa dari Rinjani, diharapkan dapat membuat peserta KMan ke-6 menjadi bugar dan fokus mengikuti jalannya acara dan kegiatan hingga selesai.
Teh tersebut merupakan hasil bumi yang dibudidayakan oleh kelompok pemuda adat. Pembudidayaannya dilakukan di kebun-kebun milik masyarakat adat. Seluruh keuntungan yang dihasilkan dari budidaya daun min digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah adat di Sembalun.
“Budi daya daun min yang dikelola pemuda adat ini didukung oleh Aman melalui Program Kedaulatan Pangan Masyarakat Adat,” ujar Junaedi.
Junaedi mengatakan, sejauh ini budi daya daun min dikelola dengan baik oleh pemuda adat setempat. Mereka pun berupaya agar hasil penjualan pepermen itu bisa ditabung untuk menutupi pembiayaan keberangkatan perwakilan masyarakat adat untuk ikut KMan Papua.
Junaidi menyatakan, penting bagi mereka untuk hadir di KMan 2022 dalam kerangka menyuarakan aspirasi terkait sengketa lahan yang sedang dihadapi oleh Masyarakat Adat Sembalun dan PT. Sembalun Kusuma Emas (SKE).
Ketua BPAN Sembalun Abdul Robi menyatakan kalau teh daun min telah mulai diproduksi oleh pemuda adat sejak awal 2019 sebagai penambah daya tahan tubuh saat virus corona merebak.
Proses pembuatan teh daun min yang kala itu dipelajari secara otodidak melalui kanal YouTube. Daun min pun diolah menjadi minuman dengan banyak manfaat. “Kami mencoba membuat teh dari daun min. Ternyata enak rasanya. Sejak itu, kita produksi teh daun min,” ujar Robi.
Robi menerangkan, awal merintis teh tersebut amat berat. Pemuda adat merasa kesulitan dalam mengelolanya, terutama dalam hal pemasaran dan pengemasan. “Modal produksi juga terbatas.”
Namun, setelah mendapat dukungan dari Aman, semua kendala bisa teratasi. Dalam pengembangannya hingga kini, mereka bermitra dengan salah satu toko pusat oleh-oleh khas Masyarakat Adat Sasak di Mataram untuk mendistribusikan penjualan teh daun min yang mereka produksi.
Robi mengaku senang produksi teh daun min yang mereka rintis dengan susah payah itu, akhirnya semakin lancar. Para pemuda adat juga senang setelah mengetahui teh daun min yang mereka produksi, akan disuguhkan di Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-6 Papua. “Ini suatu kehormatan bagi kami bisa berperan serta di KMan 6,” katanya.
Oleh Muhammad Hajazi