suaraperempuanpapua.id – ORANG asli Papua yang bekerja sebagai wartawan sudah dimulai sejak masa pemerintahan Belanda pada 1950-an hingga hari ini. Mereka bekerja di berbagai lembaga media massa cetak, radio, televisi, dan media online milik pemerintah maupun swasta di tingkat internasional, nasional dan daerah.
Namun, berapa jumlah orang Papua yang bekerja sebagai wartawan sejak usia muda sampai usia senja? Tak satupun yang tahu. Karena mereka bekerja terpencar di media massa berbeda di berbagai wilayah dan tak pernah terhimpun dalam sebuah wadah. Ada pula di antara mereka tak saling mengenal. Peran mereka begitu penting dalam sejarah pembangunan bangsa, dan juga dunia. Tapi sulit diketahui berapa jumlah mereka dan bagaimana kehidupan mereka?
Atas pergumulan panjang dan berdasarkan kondisi tersebut, beberapa wartawan muda Papua di Jayapura mulai berkumpul dan diskusi bagaimana menyatukan orang Papua yang bekerja sebagai wartawan di mana-mana dalam sebuah wadah agar mempermudah komunikasi, saling mengenal dan membangun hubungan kekeluargaan sebagai satu keluarga besar wartawan serta bisa saling mengunjungi antara satu dengan yang lainnya.
Akhirnya pergumulan itu baru terwujud dengan dideklarasikan berdirinya Asosiasi Wartawan Papua (AWP), pada Sabtu 7 Oktober 2023 di Biara Katolik Susteran Maranatha Waena, Kota Jayapura. Asosiasi ini akan menjadi wadah tunggal bagi orang Papua yang bekerja sebagai wartawan di Tanah Papua.
Ketua Asosiasi Wartawan Papua Elisa Sekenyap dalam sambutannya mengatakan AWP merupakan organisasi jurnalis orang Papua pertama di Tanah Papua, yang didirikan pada Sabtu 7 Oktober 2023. AWP dibentuk untuk meningkatkan kapasitas, profesionalisme, dan etika jurnalis orang Papua melalui berbagai program yang telah disiapkan AWP. Selain itu, AWP juga akan mendukung upaya pemberdayaan agar jurnalis orang Papua berperan dalam penyebaran informasi demi kemajuan bangsa.
“AWP hadir untuk mempersatukan wartawan orang Papua, melakukan pengkaderan, penelitian dan membangun kemitraan. Karena itu, dalam pengembangan kelembagaan AWP ke depan membutuhkan dukungan dari pemerintah maupun pihak-pihak lain”, ujar Elisa Sekeyap dalam sambutan perdananya sebagai Ketua Asosiasi Wartawan Papua di Waena, Kota Jayapura.
Sebanyak 38 orang perwakilan lembaga hadir dalam deklarasi berdirinya Asosiasi Wartawan Papua pada 7 Oktober 2023 di Biara Katolik Susteran Maranatha Waena, Kota Jayapura, yaitu Aliansi Jurnalis Independen Kota Jayapura, Asosiasi Media Siber Papua, kepala dinas Kominfo Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Kepolisian Sektor Heram, Greenpeace Perwakilan Papua, KontraS Papua, Pemuda Katolik, dan pimpinan lembaga-lembaga media massa di Jayapura.
Elisa Sekenyap mengisahkan, cikal-bakal dibentuknya AWP bermula pada 2017 lalu dengan dibentuknya Forum Jurnalis Asli Papua, kemudian diubah nama menjadi Asosiasi Wartawan Papua dan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-0000-115.AH.01.07.Tahun 2023. “Awal berkumpul hanya lima orang, dan kini jumlah anggota telah bertambah menjadi 38 orang. Belum seluruhnya terdaftar”.
Sementara Lucky Ireeuw, salah seorang wartawan senior Papua, yang juga Pemimpin Redaksi Cenderawasih Pos mengatakan kita sebagai anak asli Papua yang lahir, besar di Papua, kita lebih tahu kondisi Tanah Papua dibanding orang lain di luar sana.
Dengan hadirnya AWP supaya orang di luar Papua bisa tahu kondisi sebenarnya di Papua melalui pemberitaan-pemberitaan yang dilakukan oleh wartawan orang Papua yang terhimpun dalam AWP.
“Kita juga memiliki kemampuan yang tak diragukan dalam memberikan informasi,” ujar Lucky Ireeuw, pada deklarasi berdirinya Asosiasi Wartawan Papua pada Sabtu 7 Oktober 2023 di Waena, Kota Jayapura.
Paskalis Keagop