Mataram—Suaraperempuanpapua.id—Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, MSi dinanugerahi Keris Pusaka oleh masyarakat adat Suku Sasak Lombok, NTB. Pemberian benda pusaka itu sebagai bentuk penghargaan kepada Mathius Awoitauw karena ia dipandang telah berdedikasi dan berjuang mempertahankan hak-hak dasar masyarakat adat di Kabupaten Jayapura. Hal itu dikatakan Ketua Adat Sasak H. Lalu Wiratmaja (Mamik Ngoh) saat penyerahan “Kris” di Lombok baru-baru ini.
Menurutnya, pemberian Kris ini sebagai simbol kebersamaan dalam suatu ikatan sesama masyarakat adat dalam mempertahankan keaslian kita.
“mempertahankan budaya adalah perjuangan kita bersama untuk menjaganya”, tuturnya.
Pemberian kris pusaka ini tentu sebagai bentuk apresiasi yang luar biasa dari masyarakat adat suku Sasak karena melihat bahwa Bupati Jayapura Mathius Awoitauw telah berperan penting mengangkat harkat dan martabat masyarakat adat nusantara dengan keberhasilan menyelenggarakan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI dengan baik.
Apalagi Masyarakat Adat Suku Sasak setelah kembali dari mengikuti kongres tersebut sejak tanggal 24-30 Oktober lalu, merasa terkesan dengan penyambutan dan pelayanan yang diberikan masyarakat adat Tabi sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut serta melihat secara langsung dinamika perubahan yang terjadi di masyarakat adat yang ada di Kabupaten Jayapura.
Menurut pengakuan Ketua Adat Suku Sasak H. Lalu Wiratmaja (Mamik Ngoh) bahwa apa yang telah dilakukan Bupati Jayapura ini menjadi inspirasi dan merupakan perjuangan yang mendorong masyarakat adat di dunia.
Dikatakannya, masyarakat adat di Kabupaten Jayapura telah membuat suatu pondasi yang kokoh secara regulasi untuk mempertahankan sistem adat-istiadatnya, mempertahankan nilai-nilai budayanya yang dapat diwariskan untuk anak cucu.
Pemberian kris pusaka itu merupakan ide spontan yang diberikan setelah pihaknya mendengar kabar kalau Bupati Jayapura sedang ada kegiatan di Lombok, sehingga masyarakat adat berinisiatif memberi kejutan dengan menganugerahi sebuah Kris pusaka sebagai tali pengikat sesama masyarakat adat Sasak dan Tabi.
Dalam kesempatan itu, masyarakat adat Suku Sasak menitipkan masyarakat adat suku Sasak NTB yang ada di Papua. “Kami menitipkan masyarakat adat suku sasak yang ada di Kabupaten Jayapura dan seluruh Tanah Papua”, ujarnya. *(istimewa)