suaraperempuanpapua.id – SEJAK dulu hingga kini, Kampung Dondai Distrik Waibhu tidak memiliki fasilitas kesehatan berupa Puskesmas Pembantu, Polindes, maupun pos obat. Jika ada warga Dondai yang sakit, mereka pergi berobat di Puskesmas Kanda dengan biaya yang terbilang mahal. Pasien sakit berat atau sakit yang gawat, keluarganya harus menyewa perahu jonson dari Dondai ke Kanda dengan biaya 300 ribu rupiah untuk sekali jalan.
“Berobat biasa pun biayanya mahal”, ujar Kepala Kampung Dondai, Yosias Daimoiye, saat ditemui Tim Media Infokom Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMan), yang melakukan liputan ke Dondai pada Senin 19 September 2022 di Hobhe Dondai.
Yosias Daimoiye mengatakan, mestinya masyarakat Dondai pergi berobat di Waibhu, bukan ke Kanda, karena Dondai lebih dekat ke Waibhu ketimbang Kanda. Tapi selama ini kita berobat ke Puskesmas Kanda. Dondai hanya punya dua kader kesehatan yang melayani masyarakat yang sakit – yang direkrut dari warga dalam kampung. Itupun kalau ada obat. Kadang obat tidak tersedia. Jika tidak ada obat, warga berobat ke Kanda. “Tetapi dua tenaga kader kesehatan itu tidak bisa melayani masyarakat sepenuhnya, karena tidak ada obat”, ujar Kepala Kampung Dondai, Yosias Daimoiye.
suara perempuan papua