suaraperempuanpapua.id – SIALAN. Nasib yang dialami pasangan suami-istri ini. Suami bernama Ignasius Wareka dan istri bernama Berta Aponop. Pasangan suami-istri ini, mengikuti karnaval 17 Agustus di Tanah Merah, pada Selasa 15 Agustus 2023.
Usai mengikuti karnaval, keduanya pulang ke Mindiptana menggunakan motor roda dua. Perjalanan pulang sampai di persimpangan jalan Kampung Ogenetan Kilometer 62 Jalan Trans Papua, Tanah Merah–Mindiptana, terjadilah tabrakan antara motor yang dikendarai Ignasius dengan mobil yang dikemudikan Danramil Mindiptana.
Kecelakaan itu menyebabkan pasangan suami-istri: Ignasius Wareka dan Berta Aponop meninggal di tempat kejadian, pada Selasa 15 Agustus 2023 pukul 05.30 sore.
Saat itu, Danramil Mindiptana datang dari Kampung Kombut, sampai di Mindiptana, singgah sebentar lalu melanjutkan ke Tanah Merah. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Mindiptana sampai di pertigaan Egenetan Kilometer 62, terjadilah tabrakan. Mobil menyeret motor berjarak beberapa meter hingga tepi jurang.
Setelah kejadian itu, Komandan Rayon Militer Mindiptana melanjutkan perjalanan ke Tanah Merah. Sementara kedua korban ditolong oleh warga di sekitarnya dan dilarikan ke Rumah Sakit Bergerak Cepat Mindiptana di Karawun Kampung Kakuna untuk memberikan pertolongan. Setelah itu, kedua jenazah dibawa ke Kantor Koramil Mindiptana untuk meminta pertanggungjawaban.
Berita kecelakaan maut itupun beredar kilat ke seluruh masyarakat Boven Digoel. Masyarakat pun marah atas kelakaan maut yang menewaskan pasangan suami-istri itu dengan memalang persimpangan jalan Ogenetan. Tidak hanya memalang, massa juga membakar ban-ban bekas di ujung Ogenetan ke arah Tanah Merah maupun ke arah Mindiptana. Mobilitas jalan tertutup.
Masyarakat Kampung Osso, Kamka dan warga kampung lain di Mindiptana dan sekitarnya pun spontan berkumpul menyerang kantor Koramil dan merusak semuanya yang ada di situ. “Situasi tak terkendali. Massa banyak sekali, dan suasana tegang. Kantor Koramil dirusak. Massa tuntut Pangdam harus turun Mindiptana dan tanggung jawab”, ujar Yapi, saksi mata di lokasi kejadian.
Beberapa lama kemudian, dua jenazah korban kecelakaan maut itu dibawa pulang ke rumah duka di Karawun-Kakuna untuk disemayamkan. Warga Mindiptana dan Boven Digoel, juga meluapkan kemarahan dengan berbagai pernyataan keras kepada Danramil Mindiptana yang menabrak mati Ignasius Wareka dan Berta Aponop. Berbagai pernyataan keras itu diantaranya:
Tutup Pos Koramil dari Mindiptana
Demo menolak penugasan militer di daerah Kati.
Mari kita demo Kantor Koramil Mindiptana
Banyak nyawa orang Papua melayang akibat ulah militer
Usir militer keluar dari daerah Mindiptana
Kubur jenazah di halaman Kantor Koramil Mindiptana, dan selanjutnya dijadikan kuburan khusus orang-orang Papua yang meninggal akibat kekejaman militer.
Dalam perjalanan pulang dari karnaval 17 Agustus di Tanah Merah, Ignasius Wareka dan istrinya, Berta Aponop sempat singgah di warung milik Bernadus beli air minum satu botol aqua besar dan garam satu bungkus. Ignasius berbincang sebentar. Dia bilang, mereka selesai ikut karnaval 17 Agustus, baru mau pulang. Kita singgah beli air minum untuk lanjut ke Mindiptana.
“Ternyata, itu adalah perjumpaan saya dengan pak guru dan istrinya yang terakhir”, ujar Bernadus dengan nada sedih. Sebab, tak lama setelah perjumpaan itu, terjadi kecelakaan maut yang menewaskan suami-istri. “Saya kenal kaka guru ini dan menjadi teman baik sejak ikut prajabatan pegawai negeri sipil selama tiga bulan di Nabire”, kenang Bernabus.
Mendengar kabar kecelakaan maut itu, warga Kampung Osso, dan Tinggam pun marah lalu menyerang dan merusak Kantor Komando Rayon Militer Mindiptana. Namun informasi penyerangan dan perusakan Kantor Koramil itu dibantah Komandan Distrik Militer Boven Digoel, Letkol TNI Agustinus Ressa Sallapa melalui pesan singkat WhatsApp yang diterima suryapapua.com pada Selasa 15 Agustus 2023 pukul 21.30 malam.
Melalui pesan singkat itu, Agustinus Ressa Salappa membantah, “itu bohong. Itu tidak benar. Betul bahwa ada kejadian Lakalantas, dan saya sampaikan, kami akan bertanggungjawab atas kejadian ini”.
Dandim Boven Digoel, Letkol TNI Agustinus Ressa Sallapa menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. “Saya juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas kejadian tersebut”.
Ignasius Wareka adalah seorang guru honorer yang mengajar di SD Inpres Osso-Kamka Distrik Mindiptana sejak masa Presiden Soeharto hingga kini masa Presiden Joko Widodo. Dan baru diangkat jadi calon pegawai negeri sipil pada formasi CPNS 2013, kemudian diangkat jadi pegawai negeri sipil pada 2015 lalu.
Kematian tragis pasangan suami-istri itu menimbulkan kemarahan, kesedihan dan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat Boven Digoel.
Semasa hidupnya, Ignasius Wareka dikenal sebagai seorang guru yang melayani orang lain dengan senyum, “Pa guru orang baik”, ujar Julius. “Kaka Ignas dan istri, orang yang baik sekali”, ujar Agus Leo. Ungkapan kesedihan dan kenangan kepada Ignasius dan Berta terus disampaikan oleh sanak-keluarga, sahabat dan masyarakat Boven Digoel. Semuanya menuntut pelakunya harus dibawa ke pengadilan dan dihukum berat.(*)
paskalis keagop