suaraperempuanpapua.id – SETELAH bertarung dalam pemilihan pasangan gubernur Papua, pada 27 Juni 2018, Habel Melkias Suwae kembali menjalani kehidupan bersama anak-anak dan cucunya di rumah sembari menjalankan usaha memelihara ikan di keramba dalam telaga di Kampung Tablanusu.
Namun pada 2019 diajak ikut maju dalam pencalonan anggota DPR RI Dapil Papua dari Partai Persatuan Indonesia, tapi tak lolos ke Senayan. Kemudian sekira Juni 2020, Habel dilantik menjadi Staf Khusus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Kabinet Indonesia Maju Dua, Bahlil Lahadalia.
“Proses pelantikannya sudah selesai, saya belum ke sana karena situasi wabah virus corona. Kalau keadaan sudah baik baru saya ke sana. SK sudah ada, dikirim langsung oleh Kepala BKPM RI di Jakarta”, ujar Habel saat ditemui di Kotaraja, Jayapura, pada Jumat 3 Juli 2020.
Untuk menjalankan tugas sebagai staf ahli BKPM RI itu, Habel berangkat ke Jakarta pada Rabu 8 Juli 2020. Tugas negara itu diberikan oleh Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia, yang akan dilaksakannya selama 2020 – 2024. Ternyata Habel hanya bertugas selama kurang dari dua bulan, terhitung mulai 9 Juli sampai 2 September, dan pada Kamis 3 September 2020 pukul 15.00 siang ditemukan tak bernyawa di kediamannya, di Apartemen Sudirman Park Jakarta.
Kabar kematian Habel Melkias Suwae dikediamannya itu disampaikan oleh Biro Papua PGI, Ronald. “Beliau meninggal karena kena serangan jantung di rumahnya, Apartemen Sudirman Park Jakarta pukul 17.00 sore. Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. Pak Menteri BKPM RI, Bahlil sendiri yang mengantarkan ke RSPAD”.
Kabar kematian itu pun tersiar cepat melalui media sosial ke semua orang di Papua maupun di Jakarta. Para tokoh dan masyarakat Papua yang ada di Jakarta melayat ke RSPAD. Jenazah disemayamkan semalam di RSPAD Jakarta dan diterbangkan ke Jayapura menggunakan Pesawat Garuda Indonesia pada Jumat 4 September malam dan tiba di Bandara Sentani pada Sabtu 5 September 2020 pagi.
Prosesi penerimaan dan pemakaman jenazah Habel Melkias Suwae ditangani langsung oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura, dengan urutan acara sebagai berikut: jenazah diberangkatkan dari Jakarta pada Jumat malam 4 September menggunakan Pesawat Garuda Indonesia dan tiba di Bandara Sentani, pada Sabtu pagi 5 September 2020.
Dari bandara, jenazah dijemput oleh ribuan pelayat diantar ke Gedung DPRD Kabupaten Jayapura untuk disemayamkan sementara untuk diberikan penghormatan terakhir oleh pemerintah.
Asisten Tiga Setda Kabupaten Jayapura, Thimotius Demetouw mengatakan mengingat Habel Melkias Suwae adalah pejabat negara, sehingga proses penyerahan jenazah dilakukan secara resmi oleh negara yang dilakukan oleh Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura diterima oleh Bupati Jayapura Mathius Awoitauw dan selanjutnya diserahkan kepada keluarga.
Setelah penyerahan, jenazah diantar dari Kantor DPRD Kabupaten Jayapura di Gunung Merah Sentani menuju rumah duka di Polimak Ardipura diinapkan semalam. Pada Minggu 6 September pukul 11.00 siang dilakukan ibadah pelepasan jenazah. Usai ibadah, jenazah diantar ke Kampung Tablanusu Distrik Depapre.
Di Tablanusu jenazah disemayamkan semalam serta prosesi pemakaman dilakukan pada Senin 7 September 2020 dimulai pukul 12.00 siang hingga selesai pukul 15.00 siang. Lebih dari 3000-an orang menghadiri prosesi pemakaman Habel Melkias Suwae.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw dan Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano bersama pejabat dan masyarakat dari berbagai penjuru Jayapura (Kabupaten dan Kota) hadir memberikan penghormatan terakhir dan mengantarkannya hingga tempat peristirahatan terakhir.
Habel Melkias Suwae menjabat Bupati Jayapura selama dua periode. Periode pertama 2001 – 2006 berpasangan dengan Tunggul TH. Simbolon serta periode kedua 2006 – 2011 berpasangan dengan Zadrak Wamebu.
Habel Melkias Suwae menjadi Bupati Jayapura di masa tiga presiden Indonesia, dalam kurun 2001 sampai 2011, yaitu Presiden RI: Abdurahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnaputri serta Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, Habel juga menjadi Bupati Jayapura di masa empat gubernur Papua selama 11 tahun, yaitu Gubernur Papua: Jacobus Perviddya Solossa periode 2000 – 2005, Andi Baso Bassaleng (plh), Sodjuangan Situmorang (plt) serta Barnabas Suebu periode 2006 – 2011.
Pemilu gubernur Papua tahun 2013, Habel Melkias Suwae bertarung melawan lima pasangan calon, yaitu pasangan: Lukas Enembe – Klemen Tinal, Noakh Nawipa – Yohanis Wob, Menase Robert Kambu – Belasius A. Pakage, Wellington Wenda – Weynand Watory serta pasangan Alex Hesegem – Marthen Kayoi. Sementara pada Pemilu gubernur Papua 2018, bertarung melawan satu pasangan calon, yaitu pasangan: Lukas Enembe dan Klemen Tinal.
Ketokohan Habel begitu terasa. Walau sudah tak lagi sebagai pejabat, tapi dimanapun di berada selalu disambut dengan senang hati oleh siapa saja. Keadaan paling terakhir yang terlihat adalah saat penjemputan jenazah di Bandara Sentani diantar ke kantor DPRD Kabupaten Jayapura di Gunung Merah, diantar ke rumah duka di Polimak, kemudian diantar ke Kampung Tablanusu dan saat pemakaman.
Ribuan massa memadati sepanjang jalan saat jenazah lewat. Mama-mama, anak-anak sekolah, pegawai negara, tentara, polisi, satuan polisi pamong praja, pedagang, tukang ojek, dan semua kalangan, mereka berjejer sepanjang jalan memberi penghormatan terakhir diiringi deraian air mata. “Dulu dia pejabat, sekarang sudah bukan pejabat. Tapi orang banyak datang lihat dia”, ujar seorang ibu di Tablanusu pada hari pemakaman jenazah Habel Melkias Suawe, hari Senin 7 September 2020.
Banyak pejabat yang setelah turun jabatan dan langsung tenggelam. Tapi kepopuleran Habel, tak seorangpun tokoh politik yang bisa menandinginya. Ia bukan lagi pejabat, tapi massanya banyak. Dia dikenal banyak orang dan namanya selalu disebut dimana-mana. Dua kali menang dalam pemilihan gubernur Papua, tapi dikalahkan adalah ukuran seorang pemimpin politik yang disenangi rakyatnya.
Habel Melkias Suwae menjadi seorang pemimpin yang istimewa. Ia adalah Bupati yang terakhir dipilih oleh anggota DPRD dan Bupati pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Dia juga adalah anggota DPRD pertama hasil Pemilu langsung yang dipilih oleh rakyat. Suatu masa yang tak semua orang akan pernah mengalaminya. Habel menjadi awal dan akhir dari sebuah masa: mengakhiri Orde Baru dan memasuki Reformasi.
Bagaimana cara orang bisa memenangkan pemilihan di lembaga DPR dan bagaimana cara orang bisa memenangkan pemilihan langsung oleh rakyat? Habel telah tahu semuanya, karena dia telah mengalaminya. Karena itu, dia pantas disebut guru.
paskalis keagop