suaraperempuanpapua.id—DUA Perempuan peraih medali emas cabang senam Aerobik, Sonya Agustina Akwila Lutrun dan Grace Loois Maicel Samsanoy. Pasangan ganda putri ini memperolehan nilai 13.750. Berbanding tipis dengan tim Jawa Barat (Jabar), Beby Pelany Prativi dan Citra Maulani Febrian dengan nilai 13.650. Jabar dapat medali perak. Sedangkan pasangan DKI Jakarta, Gregorius Agung Israwibawa dan Ita Yuniati melalui skor 13.600, Medali perunggu.
Usai menerima Medali Emas, kepada media ini, pelatih senam putri Papua, Lonny Lutrun menyatakan, hasil yang diraih anak asuhnya. Merupakan kerjakeras atlet yang tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah (KONI Papua). Perhatian serius dari Kenius Kogoya (Sekretaris Umum PB PON Papua). Memacu semanta tim Aerobik untuk mempersembahkan yang terbaik.
“Usai PON Papua, kami akan lebih mempersiapkan anak-anak untuk menuju PON XXI-tahun 2024 di Provinsi Sumatra (Aceh), kata Lonny.
Lonny yang melatih timnya sejak 2019. Awalnya,21 orang. Dari sekian, yang bertahan hanya lima orang dan mereka ini yang ikut bertanding di PON XX Papua.
Meski dipertengan jalan, tim ini mendapat cibiran dan anggapan remeh ketika mengalami cidera. Menurut Lonny, “kami tetap jalan. Buah dari kesabaran yang kami alaskan dalam doa. Semua bisa kami lalui. Syukur kepada Tuhan, medali emas kami dapat,” tutur Lonny dengan meneteskan air mata.
Lonny juga menegaskan keseriusannya untuk terus menempa kelima anak binaanya untuk lebih giat berlatih menuju persiapann PON XXI di Aceh. Lonny menambahkan, soal fasilitas, diakui semua sudah ada, tinggal dimanfaatkan.
Ia berpendapat, tim ini (Aerobik) akan menjadi model bagi Papua ke depannya. “Hari ini, bisa kita lihat. Senam Aerobik mampu membawa nama Papua dan menang di iven nasional, seperti PON kali ini,” ungkap Lonny usai pertandingan Selasa (13/10/2021) di Istora Istora Papua Bangkit, Stadion Lukas Enembe.
Atas capaian prestasi itu, Grace dan Sonnya mengemukakan, torehan medali emas dari keduanya, merupakan bukti. Papua juga bisa bersaing dengan daerah lain di Indonesia. Pasalnya—cabang Aerobik ini—untuk Papua, baru saja diikutkan dalam PON XX.
Menurut Grace, Papua bukan saja dikenal sebagai gudang atlet bola dan atletik. Tetapi, ada senam Aerobik yang mesti terus dikembangkan, menjadi satu cabang yang juga diperhitungkan kedepannya.
“Peluang ke depannya sangat terbuka. Kita harus munculkan bakat-bakat yang masih terpendam dan perlu digali. Kami yakin, jika lebih banyak lagi yang bergabung di olahraga Aerobik. Banyak pula peluang dapat diraih bersama. Kami (Papua) juga bisa!”harapan keduanya.*(Alfonsa Wayap)