Cagar alam Cycloop tidak boleh ada aktivitas apapun agar kawasan penyangga bisa dijaga dengan baik untuk bisa mencegah kerusakan yang terjadi kemarin tidak boleh terulang lagi. Karena kawasan Sentani masuk dalam ancaman bencana permanen.
TSPP.Jayapura – BUPATI Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan bencana banjir bandang yang terjadi pada 16 Maret 2019 lalu adalah berulang, karena adanya perubahan iklim global serta lapisan bebatuan Pegunungan Cycloop hanya berupa patahan-patahan yang lemah, bukan lapisan bebatuan yang keras. Karena itu kondisinya sangat rawan untuk terjadi bencana alam seperti longsor dan banjir bandang.
Selain itu, di sebelah Utara juga adalah jalur gempa, yang sering terjadi gempa-gempa bumi dalam skala kecil maupun skala besar. Menurut data Geologi, pada periode Januari hingga Maret ada banyak sekali terjadi gempa. Gempa bumi skala kecil yang banyak terjadi, tapi tidak kita rasakan. Struktur bebatuan di Pegunungan Cycloop hanya berupa patahan-patahan sehingga air masuk ke dalam mengalir dari bawah, air tidak meresap.
“Menurut Tim Geologi bahwa Cycloop adalah sumber air yang sangat luar biasa. Banyak sungai besar yang mengalir dari Cycloop ke bawah. Banyak sungai besar juga mengalir ke Utara, sehingga kampung-kampung di wilayah Distrik Ravenirara semuanya menggunakan pembangkit listrik tenaga air karena airnya luar biasa banyak dan kondisi bebatuan Cycloop seperti itu, maka pihak geologi mengatakan Sentani ancaman permanen,” jelas Mathius Awoitauw.
Jika dilihat kondisi wilayah secara keseluruhan dari Kota Jayapura menuju Sentani, maka lembah Sentani sangat sempit. Sehingga tidak layak untuk dihidupi manusia atau Sentani tidak layak dikembangkan menjadi kota.
Karena itu, Bupati Jayapura menyarankan perlu ada rekayasa engineering yang tinggi untuk bisa mengurangi resiko bencana di waktu mendatang. “Dan karena itu, tidak boleh ada aktivitas apapun di Cagar Alam Cycloop. Kita harus menjaga fungsi penyangga Cycloop ini secara konsisten”.
Untuk bisa menjaga penyangga Cycloop, maka Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama organisasi non pemerintah dan masyarakat adat telah menggelar rapat membahas pembukaan perkebunan vanilla untuk ditanam di sepanjang kawasan cagar alam Cycloop. Dan sudah banyak petani yang terlibat dalam penanaman vanili di kawasan Cycloop. jenis pohon penyangga untuk bibit vanilla melingkar tumbuh juga sudah ditentukan. Pohon ini sekaligus sebagai penyangga.
“Jadi penyangga ini kita bisa hidupkan menjadi kawasan perkebunan vanili. Pasar vanili sudah ada. Ada sebuah tim yang bertugas menyediakan bibit vanili dan membantu pembinaan petani vanili di kawasan Cagar alam Cycloop. Penanaman vanili sudah jalan atas kerjasama NGO dan koperasi”, ujar Mathius Awoitauw.
Kabupaten Jayapura telah memiliki koperasi vanili di Nimboran. Koperasi vanili di Nimboran sudah beroperasi lebih dari lima tahun, kini sedang dikembangkan di Sentani di kawasan Cycloop. “Ini yang sekarang kita sedang dorong. Tapi saat banjir badang, ada beberapa kawasan perkebunan vanili juga yang ikut rusak. Namun tim telah menyediakan bibit vanili untuk penanaman ulang. Selain vanili, di kawasan penyangga juga telah ditanami 1.000 bibit pohon”.
Terkait dengan itu, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw berharap untuk kawasan penyangga ini, BKSDA Provinsi Papua dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura agar bisa mendesain untuk menjaga kawasan cagar alam Cycloop secara terus-menerus. “Kita juga sudah serukan kepada masyarakat yang mendiami kawasan lereng Cycloop agar tidak boleh ada aktivitas. Harus kosong. Dengan gereja-gereja juga kita sudah rapat dan minta supaya serukan kepada warganya agar tidak boleh naik ke atas. Karena itu ada hukumnya dan sanksinya”.
Cagar Alam Cycloop tidak boleh ada aktivitas apapun agars kawasan penyangga bisa jaga dengan baik. Penanaman vanili dan pohon ikutannya, tanam 1.000 bibit pohon, seruan gereja-gereja untuk masyarakat tidak boleh ada aktivitas di sekitar kawasan Cycloop dan kerjasama dengan berbagai lembaga adalah upaya Pemeritah Kabupaten Jayapura untuk bisa mengurangi kerusakan di kawasan Cycloop dan sebagai upaya mencegah bencana tidak boleh terulang lagi. Sebab kawasan Sentani sudah masuk dalam ancaman bencana permanen.
“Kalau curah hujan tinggi, kita tidak mungkin bendung banjir, karena itu alam. Sehingga kalau hujan pasti banjir, itu tetap akan terjadi karena suasana alamnya sudah seperti itu. Karena itu, yang bisa kita lakukan sekarang adalah kita harus berusaha untuk bisa mengurangi tingkat resiko”.
Cara yang bisa dilakukan bersama untuk bisa mencegah banjir saat hujan, maka kawasan cagar alam Cycloop tidak boleh ada aktivitas apapun, pemantapan penyangga serta pemukiman penduduk di sepanjang aliran sungai mulai dari kepala kali sampai masuk ke kota harus dikosongkan. Perumahan penduduk di sepanjang bantaran sungai harus digeser beberapa radius dari pinggiran sungai. Aliran sungai juga tidak boleh diubah. “Aliran sungai harus tetap jalan sesuai aslinya. Itu yang perlu kita dibenahi”, tegas Bupati Jayapura Mathius Awoitauw. (*). paskalis keagop