suaraperempuanpapua.id – ADA tiga dinas perwakilan Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya yang turut hadir dalam mendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 Papua yang diselenggarakan di Kluster Kabupaten Jayapura.
Tiga dinas dari Mamberamo Raya yang ikut memamerkan hasil produk warga binaan mereka selama PON 20 di Kabupaten Jayapura, adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Dinas Perikanan, termasuk PKK Mamberamo Raya.
Perwakilan Mamberamo Raya mengambil tiga stan selama PON di Sentani, yaitu dua stan di areal Asei Trade Center, Kalkhote dan satu stan di depan Stadion Utama Lukas Enembe.
Sebelum datang berjualan hasil produk di areal PON, tiga dinas perwakilan Kabupaten Mamberamo Raya ini mendaftar di Panitia Besar PON 20 Papua. Barang produk yang dipamerkan, sekaligus dijual adalah hasil produk warga binaan Dinas Koperasi dan UMKM Mamberamo Raya dan kedua dinas lainnya. Mereka datang ke Jayapura menggunakan kapal laut dan pesawat udara.
Perwakilan Mamberamo Raya mulai masuk jualan di Kalkhote maupun di depan Stadion Lukas Enembe sejak 2 Oktober saat pembukaan PON dan berakhir pada 15 Oktober 2021. “Kita datang ke Jayapura difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya. Di Jayapura mengambil tempat inap di Kotaraja”, uja Elisabeth Pangkali saat ditemui di Asei Trade Center, Kalkhote Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura.
Barang produk yang dijual selama masa penyelenggaraan PON berupa: dompet, gantungan kunci dan ikat pinggang dari kulit buaya, sabun mandi buah merah, kapsul sari buah merah, kripik pisang foja, abon ikan mujair, kapsul lemak buaya, kursi dan meja rotan, serta beberapa hasil produk sendiri lainnya.
Sejak jualan tanggal 2 sampai 7 Oktober 2021 pengunjung sedikit baru 25 orang, tapi tidak ada pembeli. Nama dan jumlah pengunjung terdaftar di buku tamu.
Elisabeth Pangkali, Kepala Bidang Industri Aneka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mamberamo Raya mengatakan PON selalu diadakan tiap empat tahun, tapi itu di luar Papua. Dan baru kali ini, PON 20 yang diadakan di Papua. Saya sebagai warga Papua sangat senang dan mendukung PON 20 diadakan di Papua.
“PON sangat berguna, anak-anak muda kita bisa melihat, pelajari dan mereka bisa bilang: Kita Juga Bisa! kehadiran kita dari Mamberamo Raya ini untuk mendukung PON 20 Papua”, ujar Elisabeth.
Pembeli belum ada, jadi belum ada pemasukan. Walaupun pengunjung kurang dan tidak ada pembeli, “tapi kami tetap jualan di sini sampai PON selesai. Kami tetap semangat hadir di sini untuk pamerkan hasil produk warga binaan kami. Kita harus promosi hasil produk kami supaya bisa dikenal masyarakat luas”, ujar Elisabeth Pangkali.
Mamberamo Raya mendapat tiga stan di areal PON untuk menjual hasil produknya. Satu stan di depan Stadion Lukas Enembe dan dua stan di Asei Trade Center, Kalkhote. Produk yang dijual adalah hasil olahan sumberdaya alam lokal, yaitu olahan buah merah, kulit buaya, rotan dan pisang yang diolah menjadi souvenir dan kuliner.
Proses pembuatan souvenir yang terbilang lama adalah pengolahan kulit buaya menjadi dompet, gantungan kunci, dan ikat panggang. Proses pembuatannya selama tiga minggu.
Elisabeth Pangkali mengatakan selama ini masyarakat mengambil kulit buaya masih tergantung pada yang disediakan alam. Belum ada yang diolah dari hasil budidaya atau penangkaran buaya. Sekarang ini, Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya sedang berpikir untuk membuka tempat penangkaran buaya. Supaya pengelolaan barang produk berbahan kulit buaya tidak hanya tergantung dari alam, tetapi juga bisa diolah dari hasil pemeliharaan. Tapi untuk pengelolaan sekarang masih tergantung pada ketersediaan alam.
“Buaya yang kulitnya diambil itu berukuran 12 inc sampai 20 inc. yang ukurannya kurang dari 12 inc tidak diambil kulitnya”, ujar Elisabeth Pangkali di stan Mamberamo Raya, Asei Trade Center, Pantai Kalkhote, Kamis 7 Oktober 2021.
Nama barang dan harga yang dijual di stan Mamberamo Raya selama PON 20 berupa: keranjang bunga rotan Rp 150.000. Gantungan pakaian rotan Rp 25.000. Kursi dan meja rotan satu set Rp 4.000.000. Dompet kulit buaya Rp 500.000. Gantungan kunci kulit buaya Rp 150.000. Ikat pinggang kulit buaya Rp 1.000.000. Sabun mandi buah merah Rp 25.000 serta ada kapsul sari buah merah dan minyak buaya. (paskal keagop)