Suaraperempuanpapua.id-ORANG Muda Katolik (OMK) melakukan pra-Indonesia Youth Day (IYD) yang akan berlangsung 26-28 Juni mendatang di Palembang. Dengan melakukan perarakan Salib Yesus yang di wilayah Koya—empat stasi—Stasi Santa Maria Koya Koso, Stasi Santo Petrus Koya Tengah, Stasi Kristus Sang Penabur Koya Timur dan Stasi Hati Kudus Yesus Koya Barat (Paroki Gembala Baik) pada Minggu, (23/4/2023).
Seluruh peserta OMK berasal dari Kesukupan yang ada Jayapura. Mereka perwakilan dari dari Paroki Kristus Raja Katedral Dok V Jayapura, Santo Fransiskus Asisi APO, Sang Penebus Sentani, Santo Petrus dan Paulus Argapura, Kristus Juru Selamat Kotaraja, Paroki Gembala Baik Abepura dan satu peserta mewakili Paroki Sarmi.
Kegiatan yang diawali dengan misa bersama yang dipimpin secara konselebran oleh Pastor Fransiskus Batlayeri, Pr dan Pastor Hubertus Magai, Pr.
Dalam pesan kotbahnya Pastor Degei, Ketua Komisi Kepemudaan Kesukupan Jayapura, mengatakan,” OMK harus memiliki tujuan hidup. Jangan loyo-loyo, bangkit, semangat dalam pelayanan di tengah kehidupan lingkup terkecil di tengah masyarakat, juga di komunitas basis (kombas) masing-masing hingga melibatkan diri dalam kehidupan paroki. Jangan ragu, takut dan malas, sebab setiap pekerjaan kecil yang kita kerjakan senantiasa dalam lindungan Allah,”pesannya.
Kegiatan tersebut menurut pastor Magai ketika diwawancarai media ini mengaku,” kegiatan ini bisa berjalan juga karena satu gerakan sumbangan dari mereka sendiri segingga dapat berjalan. Mereka punya semangat yang luas biasa.
“Saya melihat momen ini, kesempatan baik bagi pemuda untuk bagaimana hidup mandiri dan berkembang melalui usaha kewirausahaan atau bidang usaha ekonomi bisnis lainnya yang mereka kelola sehingga kedepan menjadi mandiri dan tidak bergantung dalam menjalani kehidupan di masadepan mereka. Saya salut untuk mereka,” kesannya.
Setelah misa. Salib diarak menuju Stasi Santo Pertus Koya Tengah. Dan Salib diterima dengan suguhan tari-tarian OMK Koya dari jalan utama stasi. Hingga tiba di depan kapel St. Petrus Koya Tengah.
Pastor Jhon Djonga, Pr dan umat serta OMK Koya Tengah. Disela sambutannya, kata pastor kegiatan seperti ini di wilayah koya, merupakan sesuatu yang baru bagi umat di koya.
Untuk itu,”Saya berharap, melalui kirab Salib Yesus, ada kebangkitan baru bagi OMK di Wilayah Koya. Salut, karena kegiatan ini bisa berjalan, meski persiapannya sangat singkat. Tetapi yang terpenting, iman mereka semakin bertumbuh sebagai anak-anak Katolik. Ada interaksi antara satu dengan lainnya. Mereka saling kenal, OMK Koya tidak merasa sendiri, ada saudara OMK di paroki lainnya.”
Pesan pastor Jhon kepada OMK wilayah koya supaya harus mulai terlibat dalam ibadah kombas dan menggereja.
Bukan hanya di sini saja, kedepannya kepemudaan di Keuskupan Jayapura bisa ke wilayah Dekanat Jayawijaya, Pegunungan Bintang dan wilayah yang masuk Keuskupan Jayapura.
“Jangan hanya sekitar Jayapura saja. Perlu juga keterlibatan OMK yang merata, terutama anak-anak Papua. Supaya terlihat merata. Untuk menuju IYD di Palembang, pemilihan anak-anak mudanya juga jangan hanya dari kota saja, bila perlu perwakilan dari dekanat atau wilayah, itu pesan saya untuk diperhatikan,” ujar Pastor Jhon.
Ukiran Salib IYD ini adalah karya ukiran salah satu pemuda asal suku Asmat yang sedang mengenyam pendidikan perguruan tingggi di Jayapura. Hal ini disampaikan anggota komisi kepemudaan Keuskupan Jayapura, Salomina Gobay.
” Yang mengukir Salib ini, dia juga terlibat di OMK Paroki Kristus Terang Dunia Waena. Salib berkonsep kontekstual, inklusif yang merepresentasikan spirit dari empat dekanat di Keuskupan Jayapura. Dengan adanya motif ukiran Cenderawasih khas Dekanat Pegunungan Bintang, itu simbol semangat kearifan lokal serta mengaja satwa endemis ciptaan-Nya. Itu tergambar di antara tulisan di Corpus : Iesus Nazarenus Rex Iudaeroum (INRI),” Salomina menjelaskan.
Kata Salomina, pada bagian tangan kiri dan kanan Salib ada ukiran Honai dan Tifa. Telah merepresentasikan ciri khas dari Dekanat Jayawijaya dan Dekanat Keerom. Kedua motif itu, simbol misioner.
Menurutnya di kaki Salib terdapat motif ikan khas Jayapura, dengan filosofi semangat kearifan lokal tempat Kesukupan Jayapura berada dan kemandirian.
Pada akhir kegiatan tersebut, mewakili umat di Wilayah Koya, itu disampaikan melalui Sekretaris Dewan Wilayah Koya, Alfonsa Wayap,” mengapresiasi kegiatan pra-IYD yang dilaksanakan di wilayah koya. Kegiatan yang penuh makna. Juga merupakan satu langkah yang membangkitkan semangat OMK di empat stasi. Itu terlihat dari kesiapan mereka sebagai tuan rumah dengan mempersiapkan lagu-lagu serta tari-tarian penjemputan Salib.” Salib IYD akan tinggal di Stasi Santo Petrus selama satu minggu. Selanjutnya akan diarak menuju Dekanat Keerom sebagai tuan rumah.* (AJW)