suaraperempuanpapua.id – SEJAK awal pembangunannya banyak orang mengganggap remeh rencana pembangunan stadion. Namun setelah pembangunannya kelar, Stadion Lukas Enembe menarik banyak orang untuk melihatnya.
Setiap hari dari pagi sampai malam banyak orang dari berbagai tempat di Jayapura maupun di luar Jayapura datang ber-swafoto atau foto diri sendiri dari berbagai arah dengan berlatar Stadion Lukas Enembe. Tidak hanya itu, ada juga yang membuatnya jadi cendera mata seperti kaos, topi, noken, gantungan kunci dan lainnya.
Dengan hadirnya Stadion Lukas Enembe ini, Jayapura sudah punya dua ikon, yang sekaligus menjadi ikon Papua, yaitu Jembatan Merah Teluk Youtefa di Kota Jayapura dan Stadion Lukas Enembe di Kampung Harapan Kabupaten Jayapura.
Jembatan Merah Teluk Youtefa Kota Jayapura menjadi simbol beranda depan negara antara Indonesia dan Papua New Guinea serta Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura menjadi simbol kebangkitan sepakbola dan olahraga Papua.
Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Zainudin Amali memberi apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua yang sukses membangun stadion berstandar internasional. “Saya lihat ini akan menjadi ikon olahraga baru di Indonesia setelah Gelora Bung Karno, karena berdasarkan standar, tidak hanya berstandar nasional dan Asia, tetapi juga berstandar internasional”, ujar Zainudin Amali saat berkunjung ke stadion PON 20 di Kampung Harapan awal 2020 lalu.
Zainudin Amali juga berharap dengan hadirnya Stadion Lukas Enembe dapat merangsang lahirnya atlet-atlet handal dari Bumi Cenderawasih Papua dan Indonesia. Pasca PON 20 tahun 2021 mendatang, Pemerintah Provinsi Papua harus memikirkan bagaimana bisa melaksanakan iven-iven nasional maupun internasional.
Berikut ini, kami memperkenalkan profil Stadion Lukas Enembe di Kampung Harapan yang menjadi ikon Jayapura dan Papua:
Nama Stadion: Lukas Enembe.
Tempat: Kampung Harapan Sentani Kabupaten Jayapura.
Peletakkan batu pertama: 9 Mei 2015 oleh Presiden RI Joko Widodo.
Pengerja : PT. PP Persero.
Jumlah pekerja : 1.000 orang
Dasar hukum : Instruksi Presiden RI tentang Pekan Olahraga Nasional.
Masa pembangunan: lima tahun. Mulai 9 Mei 2015 – rampung Juni 2019.
Sumber dana : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Papua.
Total dana : Rp 1,3 triliyun.
Diresmikan : 23 Oktober 2015 oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.
Kapasitas : 40.263 tempat duduk.
Kelas VIP : 1.100 tempat duduk.
Kelas VVIP : 498 tempat duduk.
Luas lahan : 13 hektar.
Luas areal stadion : 17.697 meter persegi.
Klasifikasi nasional : terbaik kedua setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Klasifikasi internasional : stadion terbaik nomor 60 di dunia.
Fasilitas dalam stadion : 2 lapangan bola kaki, 1 lapangan utama, 1 lapangan pemanasan, dan 2 lintasan atletik, terdiri dari 1 lintasan di lapangan utama dan 1 lintasan di lapangan pemanasan.
Klasifikasi Lintasan Atletik: kelas 1 berstandar international versi International Association of Athletics (IAAF). Jumlah lampu stadion : 199 lampu produk Eropa. Lampu bisa diatur mengikuti irama musik.
Kekuatan pencahayaan lampu: 1.800 lux. Tergolong tercanggih di Indonesia.
Jenis rumput stadion : zoysia matrella linnmer, sesuai standar FIFA.
Jumlah spekear : 88 spekear produk Jepang.
Scoring board : produk Eropa.
Jumlah soundsystem : 88 unit produk Jepang.
paskal keagop