suaraperempuanpapua.id—Martinus Mindin, akhirnya berhasil dilantik sebagai Ketua Pemuda Katolik Kabupaten Boven Digoel, oleh Ketua Pemuda Katolik Komda Papua, Alfonsa Jumkon Wayap pada Rabu, 3 September 2021 di Aula Kantor Bupati, Kabupaten Boven Digoel.
Turut hadir dalam pelantikan tersebut Wakil Bupati Boven Digoel, Lexi Romel Wagiu, Pastor Alfius Buarlele, OSA, (Pastor Moderator Komcab Boven Digoel), Sekretaris KNPI Boven, Vitalis Dambi, WKRI, tokoh perempuan dan adat, serta Pembina Katolik, serta pimpinan TNI/Polri di Kabupaten Boven Digoel.
Wayap usai melantik badan pengurus, melalui sambutannya. Ia berpesan kepada pengurus yang baru saja dikukuhkan. Sekiranya dapat menjalankan amanah organisasi secara bersama-sama.
“Wadah ini merupakan tempat bagi setiap individu yang datang dari lapisan sosial masyarakat. Yang hidup di tengah-tengah sekelumit dinamika sosial-politik. Saya mengajak kita untuk menyimak dinamika organisasi yang terus berkembang. Pergolakan arus krisis sosial.” terang Wayap.
Dan krisisnya sampai pada tingkat yang mengancam keseluruhan kehidupan di atas bumi ini. Krisis itu muncul dari tatanan global hingga ke pelosok kabupaten kota yang ada di Tanah Papua.
Dilanjutkan, “Tanpa kita sadari, dampaknya pada kebijakan mulai dari pusat,kabupaten,kota, distrik dan kampong. Bisa kita lihat dan rasakan, terjadi ketidakadilan,pelanggaran HAM-yang tak pernah ada ujung penyelesaiannya. Sementara eksploitasi sumber daya alam terus membabibuta. Semua itu dengan dalil investasi.”
Hutan masyarakat adat tempat sumber kehidupan. Seakan tiada harapan. Mereka terus menjadi korban di atas negerinya. Itu yang hari-hari ini banyak dialami oleh berbagai kelompok sosial dan masyarakat adat.
Alfonsa menegaskan kepada pengurus yang baru dilantik, memiliki sikap Kritis, Sekptis, Realistis dan Logis terhadap situasi sosial yang terjadi di lingkup kehidupan bermasyarakat. Tentu, dalam bertindak, tidak dengan kekerasan. Tetapi, Pemuda Katolik harus bisa menerjemakan semua itu dengan sikap yang humanis demi Bonum Commune (kepentingan bersama).
“Untuk itu, saya mengajak Pemuda Katolik untuk membangun sikap dan cara berpikir kritis tapi juga harus logis. Misalnya, saat rapat kerja cabang (rakercab). Apa saja yang di rencanakan di setiap bidang. Minimal satu dua program bisa berjalan.”
Pada kesempatan itu,Alfonsa kembali menegaskan. Jangan membuat program kerja—internal organisasi dan eksternal— terlalu banyak. Buatlah yang realistis, tepat sasaran dan berdampak langsung. Sebisanya, sesuai kebutuhan di daerah.
“Untuk selanjutnya, setiap kerja-kerja kawan-kawan tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan yang ada di Boven Digoel. Pemuda Katolik menyadari bahwa tumbuh kembangnya wadah ini, tidak terlepas dari kritik, saran serta masukan dari berbagai pihak. Sebagai bagian dari penempaan diri menjadi kader yang memaknai kritikan sebagai motivasi untuk terus berbenah.”
Organisasi Pemdua Katolik sebagai wadah berhimpun dan kaderisari pemuda. Di sinilah tempat untuk belajar bersama, tempat untuk menempa diri. Kita bisa belajar banyak hal dari wadah ini.
Potensi Pemuda Katolik yang tersebar di berbagai sector. Yang berkecimpung di dunia politik, wiraswasta, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Potensi ini merupakan sumber daya satu kekuatan pemuda yang mesti rangkul untuk membangun satu kekuatan besar demi membangun gereja dan bangsa berlandas semboyan Pro Ecclesia et Patria (demi gereja dan bangsa).
Ritme pengembangan organisasi terus berkembang secara dinamis. Namun, tidak melupakan semangat Santo Pelindung Pemuda Katolik. Santon Yohanes Berchmans. Ia sangat tekun mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan spirit kebijaksanaan dalam kesetiaan kepada perkara-perkara kecil.
Sambutan kedua dibawakan oleh Wakil Bupati Boven Digoel-yang juga pembina Pemuda Katolik. Mengawali sambutannya, sebagai wakil Pemerintahaan Kabupaten Boven Digoel. Melalui pemaparannya, memberikan apresiasi atas kerja keras Pemuda Katolik yang bisa eksis kembali di Boven Digoel.
“Melalui pelantikan tokoh-tokoh muda kita ini. Merupakan satu harapan dan juga mereka telah memberikan warna baru bagi pemuda-pemudi di Boven Digoel. Maka, kalian harus bisa memberikan teladan dalam berbagai bentuk kegiatan di setiap bidang-bidang kerja.”
Pemuda Katolik diharapkan bisa memberikan kesan yang bisa diteladani sebagai harga diri bagi masyoritas orang Katolik di Boven Digoel.
“Kedepannya, Pemuda Katolik tidak berjalan sendiri. Tetapi, harus bisa bersinergitas. Dimulai dari pemerintah, swasta, tokoh agama, TNI-Polri, lintas organisasi kemasyarakatan yang ada di Boven Digoel.”
Kemudian, hal yang paling mendasar adalah bagaiaman Pemuda Katolik bisa mengembangkan karya di lingkungan masyarkat dari ibu kota sampaia ke kampung-kampung. Pemuda Katolik harus bisa memberikan harapan.
Pelantikan yang diawali dengan Misa Perutusan, dipimpin Pastor Alfius Buarlele, OSA, Vikep Paroki Mindiptana, Keuskupan Agung Merauke. Pesan kotbahnya, Pastor Alfius memintah supaya, Organisasi ini harus ada anak rantingnya di distrik-distrik yang ada di Boven Digeol.
“Banyak pemuda di distrik yang mesti dirangkul dan dilibatkan dengan semangat Pro Bono Publico,”kata Pastor yang juga Pastor Paroki Hati Kudus Tanah Merah.
Ia menyampaikan pesan Uskup Agung Merauke,Petrus Mandaigi, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.C dalam hal kepemimpinan yang menurut Pastor Alfius tepat untuk pelantikan Pemuda Katoli hari (ini-red). Yang berbicara tentang lima hal kepemimpinan. Karena PK juga berbicara tentang kepemipinan.
Ada lima hal yang mesit dimiliki pemuda sebagai calon pemimpin gereja dan bangsa di masa kini dan akan datang.
Pertama, sebagai umat Katolik juga calon pemimpin atau mereka yang telah menjadi pemimpin. Hendaknya, dia memperhatikan yang namanya kedisiplin. Disiplin tehadap diri sendiri. Organisasi dan hidup bergereja dan bermasyarakat.
Kedua, harus bersi diri, kebersihan lingkungan di lingkup tempat tinggal kita juga penting sekali. Harus bersi diri, kebersihan lingkungan.
Ketiga, soal hijau, penghijauan. Membuat lingkuangan kita hijau dengan menam supaya pohon jangan telihat kering.
Keempat, soal hidup yang harmonis, damai, besih dan damai. Hijau dan ini menjadi gerakan bersama di Keuskupan Agung Merauke. Dan ini juga harus menjadi bagian dalam diri Pemuda Katolik.
Mengembangkan watak Kekristenan, sebagai tanggungjawab kepada gereja. Pemuda Katolik dituntut untuk terlibat aktif dalam persoalan sosial kemasyarakatan Pemuda Katolik hadir di sana. Dengan terus menjunjung yang namanya Ajaran Sosoal Gereja.
Aksi yang membangun. Mendorong dialog karya dengan kelompok pemuda lainnya. Pk tidak ekslusif, memnabgun dialog dengan pemdua Islam,Krisiten, Linta as Agama sehingga terjadi kerukunan.
Sementara itu, seorang tokoh Katolik, Xaverius Songmen, kepada media ini mengemukakan. Dengan adanya pelantikan ini,” bagi saya satu prestasi yang baik yang telah dibuat oleh Pemdua Katolik. Adik-adik muda, hal yang baik ini harus dipertahankan turus dan dikembangkan. Supaya estafet kepemimpinan mudali dari sekarang muncul.”
Mengenai pelatihan kepemimpinan dinilai perlu dilakukan dan diwujud nyatakan. Melalui pelatihan-pelatihan,isi bobot dan kemampuan pemuda kedepannya punya pengalaman berorganisasi. Untuk itu, mulai sejak dini pemuda harus betul-betul mempersiapkan diri.
“Entah, itu menjadi bapak keluarga atau ibu keluarga dalam lingkup kemasyarakatan. Dia sudah ada isi untuk memperoleh tanggungjawab. Sebab tanggungjawab untuk melanjutkan gereja dan bangsa ada pada peran pemuda hari ini dan akan datang.”
Pesan Songmeng kepada Pemuda Katolik, dalam perjalananya ke depan, jangan menjauh dari gereja. Menurut Songmen, “gereja, itu ibarat api yang meghidupkan dan memanaskan setiap insan pemuda untuk mempersiapkan diri sebagai satu dasar panduan dalam kehidupan.”
Menanggapai semua saran dan harapan di atas, Martinus Mindin mengatakan,” Saya siap menjalankan amanah organisasi. Semua masukan bersifat arahan untuk bergerak ke arah yang lebih dinamis,realistis dan logis.”. *