Dra. Hana Salomina Hikoyabi, MKP akhirnya berhasil memosisikan dirinya sebagai salah satu perempuan Sentani yang berhasil mencapai gelar akademik tertinggi, setelah dinyatakan lolos mempertahankan disertasinya yang berjudul, Refungsionalisasi Kebijakan Untuk Peningkatan Peran Kepemimpinan Perempuan Dalam Jabatan Birokrasi Pemerintahan di Kabupaten Jayapura di hadapan dewan penguji, promotor dan co-promotor dalam sidang terbuka promosi doktor Program Doktor Ilmu Sosial Universitas Cenderawasih yang diselenggarakan di BallroomHotel Horizon Kotaraja, Senin, 7 November 2022 kemarin.
Dalam pemaparan materi disertasinya, Hana Hikoyabi (panggilan akrabnya) mengurai substansi penulisan disertasinya mengenai ketertarikannya terhadap isu perempuan yang menjadi alasan mendasar disertasi ini ditulis.
Menurutnya, selama ini perempuan selalu dipinggirkan, bahkan mereka tidak mendapatkan perhatian dalam bentuk kebijakan bahkan diberi ruang dan kesempatan untuk memimpin di birokrasi maupun dalam urusan publik lainnya.
“Tidak ada keberpihakan bagi mereka bahkan dalam konteks adat pun perempuan dilarang untuk jadi pemimpin.
“ Tetapi hari ini saya mau bilang bahwa perempuan bisa,” kata dia.
Untuk itu, dirinya berharap apa yang diraihnya saat ini, dapat menjadi inspirasi dan memotivasi para perempuan untuk bisa maju bersama-sama.
“Kaum Perempuan tidak boleh takut menyampaikan apa yang menjadi gagasannya,” urai Hana dalam paparannya.
Dalam tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara, Hana Salomina Hikoyabi dipercayakan oleh Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura. Sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura.
Saat menjalankan tugasnya sebagai kepala Bappeda dan pengalaman sebelumnya ketika menjadi Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Ia melihat bahwa posisi perempuan dalam jabatan publik masih sedikit sehingga hal itu menjadi konsern untuk selalu diperjuangkannya.
Dari pengalaman itulah kemudian menjadi ide bagi dirinya untuk diteliti dalam studi doktoralnya yang kemudian oleh promotornya diolah menjadi topik penulisan disertasi yang diberi judul Refungsionalisasi Kebijakan untuk Peningkatan Peran Kepemimpinan Perempuan Dalam Jabatan Birokrasi Pemerintahan di Kabupaten Jayapura sebagai judul disertasinya.
Topik penelitian ini dikaji dalam perpektif ilmu pemerintahan untuk memotret kepemimpinan perempuan dalam jabatan birokrasi pemerintahan di Kabupaten Jayapura.
Sidang promosi doktor ini, berlangsung dibawah pimpinan promotornya Prof Dr. Drs Akbar Silo, MS dengan didampingi co-promotor I Dr Yosephine Ohoiwutun, MSI; Co-promotor II Dr. Beatus Tambaib, MA, dan dewan pengujinya, Dr Vintje Tebay, MSi, Dr.Nur Aedah, MSi, Dr Renida Toroby, S,Sos MSi, Dr. Septinus Saa, S.Sos, MSi dan Dr Hiskia Sapioper, S.Sos, MSi serta penguji Eksternal Prof. Patta Bundu dari UNM Makassar.
Prof. Akbar dalam kesempatan itu mengatakan perjuangan Hana Hikoyabi bukan hal yang mudah.
Menurutnya, hal ini dilakukannya karena ada kemampuan mereduksi faktor-faktor adat, karena dalam adat ada batas-batas yang tidak boleh dilewati oleh perempuan.
Sementara itu, pada level nasional, ada ketentuan yang diberikan minimal 30 persen keterlibatan perempuan di berbagai sektor pembangunan.
“Jika perempuan tidak masuk di dalam arena karena membatasi dirinya maka hal itu tidak bisa dipaksakan”.
Untuk itu, kata Akbar Silo, perjuangan Ibu Hana Hikoyabi dapat diberi apresiasi karena memberi motivasi dan inspirasi bagi perempuan Papua khususnya di Sentani untuk bisa bersaing untuk mendapatkan akses yang sama dalam struktur pemerintahan birokrasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Dr. Hana Salomina Hikoyabi, MKP mengatakan bahwa inilah kesempatan untuk memperjuangkan keseimbangan antara upaya memajukan perempuan dengan aspek-aspek rasional sambil berpegang pada ketentuan perundang-undangan.
“kita memperjuangkan perempuan di dalam struktur birokrasi, tetapi juga ada rambu-rambu ASN yang mengindahkan merried sistem dan harus menghindari spoil system,” pungkasnya.
Diakui bahwa capaian ini tidak terlepas dari dukungan suami dan anak-anak dan seluruh keluarga besarnya.
“ini sebagai hikmat dan berkat yang dilimpahkan Tuhan atas hidup saya, terima kasih untuk bapa dan anak-anak serta semua keluarga besar atas dukungannya.
Ia pun menyatakan kesediaannya mendarmabaktikan yang terbaik kepada masyarakat di Kabupaten Jayapura dengan ilmu yang dimilikinya.
Semoga gelar Doktor ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi perempuan Sentani dan perempuan papua lainnya untuk berkontribusi dalam semua aspek pembangunan di Tanah Papua dan di Indonesia, termasuk di dunia internasional* (gabriel maniagasi)