suaraperempuanpapua.id – AGENDA pertama yang dikerjakan Er Dabi setelah dilantik jadi Bupati Yalimo pada keesokkan harinya, Sabtu 16 Juli 2016 adalah meletakkan batu pertama pembangunan gedung Gereja Kristen Injili di Tanah Papua Bakal Klasis Yalimo Utara Jemaat Filial Holik Pisilek Distrik Elelim.
Peletakkan pembangunan gedung gereja itu didampingi Wakil Bupati Yalimo, Lakius Peyon, Ketua DPRD Nahor Yare dan beberapa anggota Dewan serta kepala satuan kerja perangkat daerah. Masyarakat Yalimo Utara hadir meramaikan acara itu.
Peletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja itu menjadi agenda pertama pasangan bupati dan wakil bupati Yalimo periode 2016 – 2021 karena di lokasi itulah pasangan calon ini mendapat rekomendasi Partai Gerindra untuk maju dalam pemilihan kepala daerah di Yalimo. “Pekerjaan harus diawali dari gereja agar pemerintahan ini diberkati Tuhan”, ujar Er Dabi usai meletakkan batu pertama.
Dan program 100 Hari Kerja selanjutnya, mengunjungi Kampung Kamikaro Distrik Benawa bertemu dan mendengarkan aspirasi masyarakat terkait dengan pembangunan bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, akses transportasi, pemerintahan, dan Er Dabi berjanji akan membangun bandar udara di Kampung Kamikaro untuk mempermudah akses transportasi masuk keluarnya barang dan jasa.
“Pembangunan di semua bidang ini akan dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi Yalimo yang mandiri berdaya saing untuk menuju masyarakat yang sejahtera”, ujar Er Dabi saat tatap muka dengan masyarakat Kampung Kamikaro, Selasa 19 Juli tahun lalu.
Selain ke Kampung Kamikaro dan distrik-distrik lainnya, perjalanan juga dilakukan ke pusat pemerintahan Distrik Benawa, yang berbatasan dengan Kabupaten Jayapura dan Yalimo, pada 4 November.
Perjalanan menuju Benawa dilakukan melalui dua jalur. Jalur pertama, sebagian rombongan menggunakan kendaraan roda empat dari Jayapura ke Benawa mengangkut bahan makanan, bahan bakar minyak dan berbagai kebutuhan lainnya. Jalur kedua, rombongan bupati dan wakil bupati bersama wartawan serta sebagian kepala SKPD berangkat dari Sentani menggunakan jasa pesawat udara berbadan kecil, yaitu Pesawat MAF. Penerbangan dilakukan sebanyak enam kali melayani rombongan pemerintah Kabupaten Yalimo dari Sentani ke Benawa.
Jalan Trans Papua yang sedang dibangun dari Jayapura ke Wamena ini sudah sampai di Distrik Benawa. Sehingga masyarakat dengan mudah menggunakan mobil ke Jayapura dengan membayar Rp 700.000 perpenumpang.
Perjalanan Bupati dan Wakil Bupati Yalimo ke Benawa itu dalam kerangka 100 Hari Kerja, sehingga diikuti oleh 27 kepala satuan kerja perangkat daerah, delapan anggota DPRD, ketua dan wakil ketua Tim Penggerak PKK serta dihadiri masyarakat dan aparat pemerintahan 37 kampung se-Distrik Benawa.
Di Benawa, Bupati dan Wakil Bupati Yalimo, Er Dabi dan Lakius Peyon mengadakan tatap muka untuk mendengarkan aspirasi pembangunan yang disampaikan masyarakat.
Dalam tatap muka itu, Lakius Peyon mengatakan selama Pemilu kepala daerah 9 Desember 2015, kita berbeda pandangan politik, tapi sekarang kita bersatu untuk Yalimo. Perbedaan selama Pemilu adalah demokrasi, setiap orang punya hak untuk menentukan pilihan politiknya. “Kita ke sini sudah bersatu sebagai bupati dan wakil bupati. Tidak ada bupati A atau bupati B. Yang ada hanya bupati dan wakil bupati Yalimo”.
Er Dabi mengingatkan kepala-kepala kampung untuk gunakan dana kampung sesuai program dan aturan sesuai kebutuhan masyarakat. “Jangan gunakan dana kampung sesuka hati. Aparat kampung ambil dana sesuai hak. Kalau ada aparat kampung punya hak, harus diberikan sesuai. Jangan dalam daftar ada nama, tapi yang makan uang orang lain”.
Dana kampung 2016 di Kabupaten Yalimo sudah cair 60 persen dan dalam bulan November hingga akhir Desember 2016 akan cair 40 persen. Dana ini akan segera dicairkan karena dana sudah ada di rekening daerah Kabupaten Yalimo. Tapi untuk bisa mendapatkan dana itu harus menyampaikan laporan penggunaan dana tahap pertama yang harus mendapat restu kepala distrik. “Laporan harus sesuai dengan keadaan di lapangan. Jangan laporan palsu dan dana digunakan di tempat lain, dan laporan dibuat di tempat lain”, tegas Er Dabi.
Dalam tatap muka itu, masyarakat mengeluhkan tidak pernah ada pendamping di kampung-kampung maupun di distrik dalam mengelola dana kampung. Tak satupun pendamping yang hadir. Er Dabi minta pendamping harus mendampingi aparat pemerintahan kampung dalam menyusun laporan penggunaan dana kampung.
Masyarakat juga melaporkan bahwa banyak gedung sekolah dan Pustu yang telah dibangun pemerintah tapi roboh dan rumput tumbuh tinggi karena tidak ada guru dan petugas kesehatan yang bertugas.
Untuk mengisi kekosongan itu, Er Dabi minta kepala distrik mendata nama-nama anak-anak asli Benawa lulusan perguruan tinggi maupun SMA dan SMK supaya bisa diperhatikan untuk ditugaskan sebagai guru dan petugas medis di Benawa. Banyak guru dan petugas kesehatan yang berstatus PNS tapi tidak ada yang bertugas di Benawa. “Mereka tinggal di kota dan terima gaji buta”, ujar seorang ibu dengan nada tinggi.
Pemerintah Kabupaten Yalimo sudah mensubsidi pesawat udara untuk angkut beras orang miskin dari Wamena ke berbagai titik di Kabupaten Yalimo. “Kalau beras sudah masuk, harap didistribusikan secara adil ke semua kampung di Benawa, pinta Er Dabi.
Dalam tatap muka yang dipandu langsung oleh Bupati Yalimo Er Dabi didampingi Wakil Bupati Yalimo Lakius Peyon dan Ketua DPRD Yalimo Nahor Yare itu, masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi terkait ketertinggalan pembangunan di wilayah Benawa, tetapi tidak bisa dijawab semuanya karena sebagian besar aspirasi itu bersifat teknis. Sehingga Er Dabi berjanji akan diatur kemudian secara teknis.
Sebelumnya Benawa adalah daerah terpencil, tapi kini tidak lagi karena sudah terhubung Jalan Trans Papua yang sedang dibangun dari Jayapura ke Wamena. Sehingga masyarakat lebih lancar ke Jayapura ketimbang ke Elelim dan Wamena yang harus menggunakan pesawat terbang. Sebab jalan dari Benawa – Elelim dan Wamena belum terhubung. Masih sekira 80 kilometer lagi untuk menembusnya.
Jika Jalan Trans Papua sudah terhubung dari Jayapura ke Elelim dan Wamena, maka semua hal yang baik maupun yang buruk akan masuk secara bebas di Benawa maupun Yalimo, termasuk minuman beralkohol dan obat-obat berbahaya. “Kita tidak mungkin larang peredaraan minuman beralkohol. Oleh karena itu, mari kita bersama mencegah hal-hal buruk tidak masuk ke wilayah kita”, kata Dabi.
Karena itu, Er Dabi mengajak seluruh masyarakat Yalimo untuk secara bersama-sama menyiapkan diri untuk mencegah agar: “daerah kita ini tidak dihancurkan oleh orang lain di waktu mendatang”.
paskalis keagop