suaraperempuanpapua.id – KONGRES Masyarakat Adat Nusantara (KMan) keenam di Jayapura yang diselenggarakan sejak 24 – 30 Oktober 2022 telah usai. Ribuan peserta kongres dari seluruh Indonesia mulai meninggalkan Jayapura sejak 31 Oktober.
Peserta kongres mulai datang ke Jayapura sejak 16 Oktober hingga peserta tiba terakhir pada 25 Oktober. Peserta datang menggunakan kapal laut maupun kapal udara. Selama mengikuti kongres di Jayapura, peserta inap selama seminggu di rumah-rumah warga. Peserta tidak diinapkan di hotel.
Sesuai jadwal yang ditetapkan panitia kongres masyarakat adat nusantara keenam, KMan ditutup secara resmi pada 30 Oktober dan peserta mulai pulang ke daerah asalnya pada 31 Oktober hingga 2 November. Namun ada peserta yang pulang pada 4 November.
Selama seminggu peserta mengikuti berbagai kegiatan kongres yang telah disusun panitia. Mulai dari pembukaan, pelaksanaan sarasehan selama dua hari di 12 kampung, mengikuti siding-sidang komisi, pleno penetapan hasil-hasil sidang komisi, mengikuti festival kuliner nusantara, penutupan kongres dan diakhiri dengan festival budaya. Menyanyi dan menari mengiring peserta selama seminggi mengikuti Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam di Tanah Tabi, Jayapura, Papua.
Walau waktunya cuma sepekan, namun telah terjalin rasa persaudaraan yang cukup mendalam. Datang dijemput dengan nyanyian dan tari-tarian serta pulang diiringi dengan deraian air mata. Perjumpaan dengan sesama anak adat dari negeri berbeda hanya sekali dalam lima tahun di tempat lain.
Itulah suasana yang terlihat di beberapa kampung yang menjadi tempat inap peserta kongres masyarakat adat. Persaudaraan yang terjalin menembus perbedaan: suku, agama dan budaya.
Berpisah dengan ucapan selamat jalan dan selamat tinggal, berjabat tangan, pelukan dan ciuman. Tak sedikit yang meneteskan air mata perpisahan. Tuan rumah mengantar tamunya sampai di depan pintu bus, di pintu masuk keberangkatan penumpang di bandara dan pintu masuk keberangkatan di Pelabuhan laut. Selama jalan dan selamat tinggal ditandai dengan lambaian tangan.
“Saya sedih sekali, dong datang tinggal dengan ketong ini satu minggu saja. Tapi karena dong baik, jadi ketong juga rasa sedih ketika dong akan pergi,” ujar seorang ibu di Sentani, yang rumahnya menjadi tempat inap peserta kongres.
Yoseph, peserta kongres asal Kalimantan mengatakan, “saya benar-benar merasa nyaman dan kebaikan warga yang luar biasa. Saking baiknya, tuan rumah membuat peserta menganggap seperti berada di rumah dan kampung sendiri. Jika ada pertemuan, maka pasti ada perpisahan”.
Yoseph merasa sedih dan meneteskan air mata, karena meras terharu dengan kebaikan dan ketulusan dari pemilik rumah aupun seluruh warga Kampung Yakonde. “Terima kasih untuk semua bapa-bapa, mama-mama, kaka-kaka, ade-ade, saudara-saudara semua di Kampung Yakonde yang telah menerima saya dan 200 peserta kongres lainnya. Kami tidak tahu harus memberikan apa untuk membalas kebaikan dari warga di sini. Tetapi satu yang kami tahu bahwa dalam hati ini dan perjalanan kami akan terkenang selalu”.
yan piet. tim media center kman jayapura 2022