suaraperempuanpapua.id – PERSIPURA memang pantas mendapat pujian dan hujatan, karena hanya dialah satu-satunya bintang di Bumi Cenderawasih. Hanya Persipuralah yang menjadi pujaan hati dan cermin sepakbola Papua.
Padahal ada begitu banyak bintang sepakbola yang tertutup awan hitam di langit Papua, namun tak ada yang berjuang menggeser awan hitam agar ribuan bintang yang terhalang awan hitam itu bisa bersinar. Semua hanya duduk menatap Persipura yang bersinar di langit biru. Semua memandang Persipura sebagai pembawa: kegembiraan, harapan, kebahagiaan, kesenangan, kemenangan, kejayaan, kebanggaan yang menjadi citra harga diri.
Dan Ketika semua ini tidak mampu dipenuhi Persipura, dan semua menghujatnya tanpa memberi pertolongan apapun agar Persipura bangkit dari keterpurukan.
Kenapa hanya Persipura yang dipuja dan dihujat? karena cuma satu: pemberi harapan – yang menjadi cermin sepakbola Papua. Apakah sepakbola di Papua dikelola secara profesional atau tidak? Lihat saja Persipura. Kalau prestasi Persipura buruk? Itulah buruknya pengelolaan sepakbola Papua. Kalau prestasi Persipura baik? Itulah keprofesionalan pengelolaan sepakbola Papua.
Padahal, ukuran kemajuan sepakbola Papua tidak bisa hanya melihat Persipura? Sebab, Persipura adalah sebuah tim kecil yang tidak bisa menjadi ukuran melihat kemajuan sepakbola sebuah wilayah? Persipura dikelola oleh sedikit orang pintar dan sedikit pemain terbaik Papua, yang terhimpun dalam Persipura. Di luar sana, masih ada ribuan orang hebat yang bisa berpikir dan membangun manajemen sepakbola modern serta masih ada ribuan bintang sepakbola terbaik yang bertebaran di seantero Tanah Papua yang tidak terhimpun dalam sebuah tim-tim lain.
Katakanlah Persibodi Boven Digoel, Persimer Merauke, Persidafon Jayapura, Persiwa Wamena, Persipani Paniai, Persinab Nabire, Perseru Seriu, PSB Biak, Perseman Manokwari, Persis Sorong dan Persfa Fakfak.
Tapi itulah, sudah terlanjur asyik nonton Persipura sampai lupa semuanya dan hanya menjadi komentator Persipura. Semua orang bisa duduk tanpa bosan dari pagi sampai pagi mengomentari Persipura mulai dari masa sebelum kelahiran dan sampai kematiannya.
Dalam komentar itu penuh dengan ceritera kisah senang, sedih, marah, caci-maki, benci, baku kejar, baku lempar, baku pukul, atau bahkan baku bunuh. Kisah-kisah gol terbaik, kemenangan-kemenangan atau juara-juara Persipura juga tak luput dari obrolan. Keunggulan-keunggulan dari setiap pemain Persipura juga selalu menjadi bahan oborolan. Ada beberapa pemain Persipura yang gaya bermainnya kerap disamakan dengan gaya bermain pemain-pemain sepakbola dunia. Itulah Persipura, selalu penuh dengan ceritera dan slogan. Dia satu untuk semua. Tak tergantikan.
Sekarang bintang itu telah jatuh ke bumi, dan menimbulkan duka yang mendalam bagi para pemujanya. Dan berharap kapan Persipura akan bangkit lagi mengembalikan kejayaan dan rasa percaya diri.
Apakah kejatuhan satu-satunya bintang di Bumi Cenderawasih pada April 2022 akan menjadi kisah terakhir Persipura bersinar di kancah sepakbola nasional Indonesia? Apakah inilah bintang jatuh hari kiamat?
paskalis keagop