suaraperempuanpapua.id – TUNTUTAN para Relawan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 Papua mulai muncul di Jayapura. Langkah awal, para Relawan PON berkumpul di pintu gerbang utama kompleks perkantoran Pemerintah Provinsi Papua di Otonom Kotaraja, Jayapura dan mengunci pintu pagar.
Tak seorang pun pegawai negeri yang bekerja di Otonom diperbolehkan masuk ke kantornya untuk bekerja. Seluruh pegawai yang datang dengan berkendaraan maupun berjalan kaki balik arah. Para Relawan PON menuntut pintu gerbang akan dibuka setelah honor mereka dibayarkan.
Melihat kemungkinan munculnya aksi Relawan PON yang lebih besar. Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) segera membentuk Panitia Khusus (Pansus) PON dan bergerak cepat menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Relawan PON, khusus di Kabupaten Jayapura.
Pansus PON DPR Papua dipimpin Jack Komboy bersama Nathan Pahabol dan beberapa anggota lainnya menggelar RDP di Aula Puspenka Sentani, pada Kamis 28 Oktober 2021. Dalam rapat itu, sekira 500 Relawan PON Papua perwakilan tiap bidang hadir menyampaikan keluhannya.
“PON sudah selesai, kenapa honor Relawan belum dibayar? Kita sudah kasih nomor rekening bank, tapi sampai sekarang tidak ada uang yang masuk ke rekening. Kita sudah cek rekening tapi nol”, ujar seorang Relawan dengan nada tinggi.
Setelah mendengar semua keluhan Relawan, Jack Komoy pun langsung menghubungi Ketua Harian Panitia Besar PON 20 Papua, Yunus Wonda melalui telepon, dan suaranya diperdengarkan kepada semua Relawan yang berada di dalam Aula Puspenka.
Dalam sambungan telepon itu, Yunus Wonda menyampaikan bahwa honor seluruh Relawan PON akan tetap dibayarkan melalui transfer ke rekening bank masing-masing Relawan. Proses pembayaran honor Relawan direncanakan sekira tanggal 3 November mendatang.
Melalui telepon, Yunus juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh Relawan yang telah terlibat bekerja selama PON 20, khusus di Klaster Kabupaten Jayapura.
Anggota Pansus PON 20 DPR Papua, Nathan Pahabol dalam rapat dengar pendapat bersama Relawan PON di Puspenka Sentani meminta para Relawan bersabar, karena pembayaran honor secara administasri sedang disiapkan. Setelah semuanya sudah beres, honor akan dibayarkan. Kita semua tunggu saja sampai paling lambat tanggal 3 November, honor sudah dibayarkan.
“Saya mohon agar teman-teman tidak bikin gerakan tambahan. Karena kami akan terus kawal ini masalah honor Relawan PON sampai selesai”, ujar Nathan Pahabol dalam RDP bersama Relawan PON 20 di Puspenka Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis 28 Oktober 2021.
Dalam rapat dengar pendapat anggota Pansus PON DPR Papua bersama Relawan PON itu, tidak disebutkan berapa honor perhari yang akan dibayarkan kepada tiap Relawan PON. Perhitungan pembayaran honor relawan akan dimulai sejak hari pertama bertugas hingga 15 Oktober 2021.
Dewan Perwakilan Rakyat Papua membentuk Panitia Khusus untuk mengawal penyelenggaraan PON 20 di Papua. Terkait dengan tugasnya itu, Pansus PON 20 DPR Papua menggelar rapat dengar pendapat bersama dengan Relawan PON di Kabupaten Jayapura untuk mendengar keluhan dan persoalan yang dihadapi Relawan selama bekerja di PON, terutama mengenai honor Relawan yang hingga 28 Oktober belum dibayar Panitia Besar PON 20 Papua 2021.
Untuk menyukseskan PON 20, Panitia Besar Provinsi Papua semula merencanakan akan merekrut sekira 38 ribu orang menjadi relawan untuk bertugas di PON 20, tapi akhirnya hanya berhasil merekrut 15.933 orang menjadi relawan yang bertugas di empat klaster penyelenggara PON 20 di Papua, yaitu Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Merauke dan Mimika, dengan jumlah relawan berbeda.
“Kita bisa rekrut banyak orang, tapi dari mana uang pake bayar mereka?” ujar seorang panitia dalam rapat bersama Panitia Besar PON 20 Papua dan Panitia Sub Kabupaten Japyaura di Sentani awal Oktober lalu.
Dari 15.933 relawan itu dibagi ke empat kota penyelenggara PON 20, yaitu Kabupaten Jayapura mendapat 4.858 relawan. Kota Jayapura mendapat 5.420 relawan. Kabupaten Merauke mendapat 1.988 relawan serta Kabupaten Mimika mendapat 3.667 relawan. (paskal keagop)