suaraperempuanpapua.id – MARIYANA Wainyambe, adalah salah satu Anggota Ikatan Perempuan Kampung Aib Distrik Kemtuk, yang turut berjualan kuliner souvenir di lokasi Asei Trade Center (ATC), Kalkhote sejak 1 Oktober hingga 7 Oktober 2021 lalu, dan akan berakhir pada 15 Oktober mendatang seiring penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20.
Kuliner souvenir yang dijual Maryana Wainyambe beragam. Ada noken, baju, manik-manik, topi, baju noken, sabun mandi dan sabun cuci dari buah merah, ukiran kulit kayu, dan beberapa souvenir lainnya. Barang dijual dengan harga bervariasi, mulai dari seratus ribu hingga satu juta rupiah.
Noken misalnya, dijual dengan harga berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000. Baju noken dijual dengan harga satu juta rupiah. Manik-manik dijual dengan harga Rp 200.000 hingga Rp 250.000.
Stan jualan para pedagang di lokasi Asei Trade Center dibangun oleh tiga organisasi perangkat daerah Kabupaten Jayapuran, yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, serta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Jayapura.
Stan-stan jualan yang telah disediakan itu terlihat kosong. Hanya sekira 35 stan yang terisi. Namun masalah yang muncul adalah sepi di areal ATC. Di stan juga tidak ada pengunjung.
“Selama berjualan, tidak ada orang yang kunjungi stan jualan. Sekedar datang tanya-tanya juga tidak ada. Hanya petugas dari dinas yang setiap hari bawa kertas untuk saya isi. Tapi pembeli atau pengunjung tidak ada”, ujar Maryana Wainyambe di Pantai Kalkhote, Kamis 7 Oktober 2021.
Maryana juga merasa kesulitan selama berjualan di Asei Trade Center. Makan, minum, susah, karena uang tidak ada untuk beli. Barang belum ada yang laku terjual. Perhatian dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura untuk makan, minum, air untuk mandi dan mencuci juga tidak ada. “Selama ini, kita cari jalan sendiri. Kalau mau makan dan minum bergabung dengan teman-teman”, ujar Maryana.
Maryana mengatakan barang yang dijual di sini tidak ada barang titipan, dan barang buatan orang lain. “Yang dijual adalah barang produksi sendiri”.
Maryana datang dari Kampung Aib dengan biaya sendiri. Barang-barangnya yang mau dijual tidak bisa bawa semua karena harus menyewa kendaraan, sehingga barang yang dibawa untuk jualan sedikit.
Sudah enam hari jualan, tidak ada pengunjung dan pembeli, sehingga bisa dipastikan Maryana tidak punya pendapatan selama enam hari berjualan di areal ATC Kabupaten Jayapura.
Anggota Ikatan Perempuan Kampung Aib, yang mendapat nama untuk berjualan di PON ada sepuluh orang. Tetapi mereka tidak mau datang jualan, karena tidak ada biaya. Kendaraan untuk angkut barang juga tidak disediakan panitia. Sehingga, hanya Maryana sendiri yang datang jualan di ATC untuk mendukung penyelenggaraan PON 20 di Kabupaten Jayapura.
Nama Anggota Ikatan Perempuan Kampung Aib yang mendapat nama untuk jualan di PON adalah Maryana Wainyambe, Hana Nasa, Albertina Wasanggai, Pransina Waring, Elisabeth Yekuisamon, Marta Nasa, Yakoba Waring, Enggelina Waring, Marice Waring, dan Milka Marasiang. (paskal keagop)