suaraperempuanpapua.id – KEEMPAT perusahaan media massa yang mengirimkan wartawannya untuk ikut pelatihan jurnalistik di Jayapura selama lima hari itu adalah Mandala Papua, Ok News, Siwarweng.com, dan Alwen Papua.
Pelatihan jurnalistik bagi wartawan dari empat perusahaan media massa tersebut disponsori oleh Sibil Mandala Papua. Sibil Mandala Papua adalah sebuah perusahaan media yang baru didirikan di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pelatihan jurnalistik itu dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan wartawan yang akan bekerja di media masing-masing.
Ada dua wartawan di Jayapura yang menjadi narasumber utama dalam pelatihan jurnalistik, yaitu Eveerth Joumilena (Pemimpin Redaksi lintaspapua.com serta Lameck Rumkabu, Produser TVRI-Papua.
Pelatihan berlangsung di Jayapura selama lima hari, sejak 7 – 11 April 2022. Eveerth Joumilena, salah satu narasumber dalam pelatihan itu mengatakan pelatihan ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan dari peserta. ”Saya berikan materi dasar tentang jurnalistik, seperti penulisan judul berita dan tubuh berita (isi berita). Dan materi dari Lameck Rumkabu tentang bagaimana membuat reportase dan menjadi reporter.”
Peserta pelatihan sebanyak delapan orang, dibagi dua kelas. Kelas pertama materi teori, kemudian kelas kedua dilanjutkan dengan praktek menulis berita.
Selama pelatihan, Eveerth mengakui, ”memang awal memulai sedikit mengalami kendala, khususnya bagi empat peserta— mereka mahasiswa yang baru mengikuti pelatihan jurnalistik.”
Ia melihat ada potensi yang harus terus digali dan dilatih rutin untuk menjadi mahir ber-jurnalisitik. Dari sekian peserta, diantaranya telah berpengalaman kurang lebih tiga tahun mereka berkecimpung pada kerja-kerja kewartawanan di Oksibil, ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang. Sedangkan keempat lainnya, merupakan mahasiswa. ”Mereka adalah aset masa depan sebuah media, pengetahuan seputar jurnalistik merupakan bekal yang sangat penting,” ujar Eveerth Joumilena.
Rano Bidana dan Meky Uromabin menilai dengan adanya pelatihan ini bertujuan untuk membangun sumberdaya manusia. Dan manfaat lainnya adalah pengembangan infrastruktur media di Pegunungan Bintang.
“Fungsi media antara lain mengedukasi masyarakat. Lebih khusus lagi kepada mahasiswa dan pelajar. Saya mengajak mahasiswa dan pelajar, mari belajar bermedia, dan bagaimana menulis berita. Masa depan bukan hanya ada di pekerjaan pegawai negeri menurut saya itu bukan solusi terakhir. Dunia media memiliki peluang untuk masadepan.”
Rano dan rekan lainnya sepakat menjalankan kerja-kerja jurnalistik, tetap berdasar pada hati nurani dan mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. “Tidak boleh merugikan salah satu pihak dan harus mengedepankan kaidah jurnalisitik yang telah diterima selama pelatihan berlangsung.”
Direktur Perusahaan Media Sibil Mandala Papua, Stanis Setamanki mengatakan Sibil Mandala Papua mengelolah empat cabang media local, yaitu Ok News, Siwarweng.com, Mandala Papua dan Alwen Papua.
Untuk menjalankan manajemen media serta kerja-kerja awak media, maka dibutuhkan penguatan kapasitas di bidang jurnalistik dan bagaimana menjadi reporter televisi. Dengan melihat kebutuhan itu, pihaknya merasa perlu dilakukan penguatan kapasitas terhadap awak medianya.
Setamanki berharap dengan kehadiran media ini dapat mengangkat isu-isu yang benar-benar terjadi di masyarakat. Meliput secara jujur dengan melihat langsung apa yang dialami masyarakat. Sebab, dengan menulis peristiwa-peristiwa aktual dan kontekstual, dapat memberikan dampak positif dan negatif di masyarakat.
Setamanki mengakui pentingnya peran media massa bagi perkembangan suatu daerah. Sorotan-berita yang menyoroti perkembangan suatu wilayah atau daerah, khususnya di Kabupaten Pegunungan Bintang, tidak terlepas dari peran media massa.
“Lima hari pelatihan, itu waktu yang singkat. Yang terpenting, penguatan secara teori dan sepak terjang para pemateri. Ini juga bagian dari motivasi untuk peserta supaya tidak cepat patah semangat. Dan mereka harus terus-menerus melatih diri dengan banyak membaca dan menulis,” ujar Setamanki.
Apolo Uropmabin, mewakili ketiga rekan mahasiswa yang ikut dalam pelatihan ini menuturkan dengan penuh semangat atas apa yang telah ia dapati ketika diwawancarai diakhir pelatihan jurnalistik.
”Pelajaran yang menurut saya, ini kali pertama. Dan benar-benar saya merasa termotivasi untuk tidak memandang dunia tulis-menulis itu, sebelah mata. Dengan menulis berita, tulisan kita bisa diakses oleh masyarakat luas.
Apolo, mahasiswa semester enam ini mengaku terkesan dan termotivasi dengan pengalaman dari kedua pemateri sebagai wartawan. Ada cerita pahit dan manis dibalik layar. Sepakterjang wartawan tidak segampang yang dibayangkan.
“Dari sesi yang kami dapat telah membuat kami menjadi paham. Kedepan tidak ada kata tidak bisa dan tidak mau. Harus bisa dan siap bekerja.”
Diakhir pelatihan jurnalistik, Eveerth berharap,”adik-adik tidak cepat puas dengan hasil tulisan yang ada saat ini. Saya minta mereka terus berlatih menulis secara terus-menerus. Kedepan, mereka bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang terbaik”.
alfonsa wayap