Pemilihan kepala Kampung Waibron Distrik Moi Sentani Barat Kabupaten Jayapura dilakukan pada Kamis, 22 Mei lalu. Dalam pemilihan itu, Soleman Boikaway terpilih menjadi Kepala Kampung Waibron periode 2016 – 2022. Ia berjanji akan membangun kampung itu lebih baik dari sekarang.
TSPP – WAIBRON merupakan salah satu kampung dari Distrik Moi Sentani Barat. Jarak tempuh dari kota pusat pemerintahan Kabupaten Jayapura ke Waibron kurang dari 30 menit menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
Wilayah Distrik Moi Sentani Barat meliputi lima Kampung: Sabron Sari, Sabron Yaru, Dosay, Waibron dan Maribu. Sebelumnya Kampung Waibron dan Maribu dipimpin oleh seorang kepala kampung bernama Yosias Boikaway, tetapi dalam perkembangan, kedua kampung itu dipisahkan dan masing-masing memiliki kepala kampung sendiri.
Selama ini, Kampung Waibron yang dipimpin Yakobus Syet, namun masa jabatannya telah berakhir pada Desember 2015, sehingga Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menerbitkan Surat Keputusan Bupati Jayapura mengangkat Septinus Samonsabra menjadi penjabat sementara Kepala Kampung Waibron sejak Januari 2016 hingga terpilih dan dilantiknya kepala kampung baru peridoe 2016 – 2022. Septinus Samonsabra berstatus pegawai negeri sipil, sehingga ia tidak ikut dalam pencalonan kepala Kampung Waibron.
Kampung Waibron terdiri dari tiga rukun warga. Tiap rukun warga memiliki jumlah pemilih berbeda. Rukun Warga 01 dengan jumlah pemilih: 289 orang. Rukun Warga 02 dengan jumlah pemilih: 164 orang, dan Rukun Warga 03 memiliki jumlah pemilih 200 orang. Total pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap sebanyak 653 orang. Namun tidak seratus persen ikut memberikan hak suaranya. Hanya 473 orang yang ikut memilih dan sebanyak 180 orang tidak memberikan suaranya di TPS.
Untuk melaksanakan pemilihan, Panitia Pemilu kepala Kampung Waibron menyiapkan 670 surat suara. Namun dalam pemilihan, sebanyak 193 surat suara tidak terpakai, dan yang terpakai 477 surat suara. Dari 477 surat suara yang terpakai itu, lima surat suara tidak sah karena coblos ganda.
Sebanyak 193 surat suara yang tidak terpakai ini, disepakati untuk dimusnahkan dengan cara dibakar dihadapan saksi lima calon dan seluruh masyarakat yang hadir di tempat pemungutan suara agar tidak menimbulkan saling curiga di antara massa pendukung calon kepala kampung dikemudian hari.
Sebelum pemilihan, sebanyak enam bakal calon mendaftar ke Panitia Pemilihan Kepala Kampung Waibron periode 2016 – 2022. Namun dalam pemilihan, seorang calon menarik diri dan hanya lima calon yang bertarung dalam pemilihan langsung kepala Kampung Waibron yang dilaksanakan pada Kamis, 22 Mei lalu di halaman kantor kepala Kampung Waibron.
Adapun jumlah perolehan suara masing-masing calon adalah calon nomor urut satu tidak memperoleh suara karena mengundurkan diri. Calon nomor urut dua, Thera Demotouw memperoleh 97 suara sah. Calon nomor urut tiga, Yohanis Done memperoleh 37 suara sah. Calon nomor urut empat, Lukas Syet memperoleh 65 suara sah. Calon nomor urut lima, Soleman Boikaway memperoleh 196 suara sah, dan Calon nomor urut enam, Liberth Enthong memperoleh 78 suara sah.
Berdasarkan hasil perolehan suara sah itu, calon nomor urut lima: Soleman Boikaway terpilih menjadi Kepala Kampung Waibron periode 2016 – 2022 dengan mendapat dukungan dari 196 pemilih.
Soleman Boikaway mengatakan ingin memperbaiki kondisi ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat Kampung Waibron harus lebih baik dari sekarang. Karena uang yang datang ke kampung ini dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sudah terlalu banyak, tetapi kondisi dalam kampung ini tidak pernah berubah. Perencanaan pembangunan dalam kampung akan dibuat dari tingkat rukun warga lalu dinaikkan ke kampung dan kemudian dibuatkan rencana anggaran belajan kampung.
“Saya punya kerinduan seperti itu. Karena uang yang datang ini biasanya diatur oleh RW. Mereka punya RAB masing-masing yang dinaikkan ke kampung. Mekanisme perencanaan pengelolaan uang di kampung akan seperti itu, karena uang bukan saya yang pegang. Kalau uang datang, kita akan taruh di tengah masyarakat dan disaksikan oleh tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat lalu penggunaannya diatur sama’sama”, ujar Soleman saat ditemui usai pemilihan.
Soleman Boikaway merasa beban ekonomi keluarga yang sangat berat, akhirnya ia sebagai anak sulung dari delapan anak dalam keluarga, memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Ia pulang kampung bekerja membantu orangtuanya untuk bisa membiayai adik-adiknya saja agar bisa tetap bersekolah.
Aktivitas di kampung, selain membantu orangtua dalam rumah, Soleman juga aktif sebagai kader pembangunan dalam kampung. Pada akhirnya ia terpilih menjadi Pendamping Program Rencana Strategis Pembangunan Kampung atau Respek dan juga duduk dalam struktur pemerintahan kampung sebagai Kepala Urusan Pembangunan Kampung saat Yakobus Syet menjadi Kepala Kampung Waibron.
Tetapi jabatan Kaur Pembangunan itu ditinggalkannya karena kepemimpinan kepala kampung pada saat itu tidak sesuai dengan keinginannya. Dan terutama karena kondisi pembangunan dalam kampung itu tidak pernah berubah walau pun ada banyak uang yang dikasih pemerintah. “Saya malu kampung ini tidak pernah berubah”. Sehingga ia mengundurkan diri dan lebih memlilih bekerja sebagai Pendamping Program Respek sampai akhirnya terpilih menjadi Kepala Kampung Waibron periode 2016 – 2022 pada Kamis, 22 Mei 2016 lalu.
Sementara Kepala Urusan Tata Pemerintahan Distrik Moi Sentani Barat, Fransiska Fanghoy mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh masyarakat Kampung Waibron yang telah mendukung hingga proses pemilihan kepala kampung berjalan dengan baik. “Saya minta tolong keempat calon yang tidak terpilih untuk tetap mendukung calon terpilih”.
Ucapkan terima kasih juga disampaikan Kapolsek Moi Sentani Barat kepada seluruh masyarakat Kampung Waibron yang telah ikut berpartisipasi dalam proses pemilihan kepala kampung sehingga berjalan baik, aman dan lancar. “Kami harap situasi yang baik dan aman ini tetap dijaga sampai dengan pelaksanaan Pemilu bupati dan wakil bupati Kabupaten Jayapura tahun 2017 mendatang”.(*). paskalis keagop