suaraperempuanpapua.id – KEPALA Kampung Yaugapsa, Saul Kosay mengatakan masyarakat Yaugapsa sudah lama berjuang untuk ingin memiliki sekolah sendiri agar anak-anak tidak perlu pergi-pulang sekolah di Ambora dan Demta. Tapi keinginan itu belum pernah tercapai. Itu mungkin karena kampung ini belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Sehingga belum miliki sekolah sendiri.
Syarat yang harus dipenuhi, seperti jumlah penduduk, jumlah penduduk usia subur, dan jumlah anak usia sekolah. “Selama ini syarat seperti itu mungkin belum terpenuhi sehingga belum bisa miliki sekolah sendiri. Tapi sekarang kita sudah berjuang sampai sudah memenuhi persyaratan seperti itu, sehingga hari ini bisa dilakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah tiga kelas”, ujar Saul Kosay.
Peletakkan batu pertama itu bisa dilakukan atas usulan yang disampaikan berulang-ulang oleh Kepala Kampung Yaugapsa, Saul Kosay bersama para tokoh masyarakat lainnya ke Dinas Pendidikan, ke PGRI dan juga ke DPRD. Akhirnya, bisa dijawab dengan peletakkan batu pertama pembangunan gedung sekolah tiga kelas oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hana S. Hikoyabi, pada Jumat 22 Mei 2020 lalu.
Lahan yang disiapkan seluas 100 x 100 meter dan akan diperluas sesuai kebutuhan. Lahan seluas itu dihibahkan oleh pemilik hak ulayat bersama kepala suku di Yaugapsa. “Mereka serahkan saja tanpa kita kasih uang”, ujar Saul Kosay.
Saul mengatakan rencana pembangunan gedung yang disampaikan secara lisan tadi akan dimulai pada tahun ini. Tapi saya juga akan terus koordinasi dengan Dinas Pendidikan supaya tahun ini bisa dibangun. Jangan tertunda ke tahun depan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura Hana S. Hikoyabi didampingi beberapa kepala dinas melakukan kunjungan kerja ke Distrik Demta untuk membagikan bahan makanan pokok bagi masyarakat kampung di wilayah Demta. Pada kesempatan itu, Sekda meletakkan batu pertama pembangunan gedung sekolah tiga kelas, sekaligus menyaksikan keramba apung milik nelayan di Kampung Yaugapsa.
“Dua agenda itu yang dilakukan Sekda tadi di kampung ini. Kampung ini tidak punya sekolah, sehingga anak-anak dari kampung ini ada yang pergi sekolah di SD 1 Demta dan ada yang sekolah di SD 2 Kampung Ambora”, jelas Saul.
Sebelum dibangun jalan darat, setiap hari anak-anak pergi-pulang sekolah naik perahu dayung lewat laut. Tapi setelah jalan darat dibangun tahun 2000, anak-anak jalan kaki saja pergi-pulang sekolah tiap hari ke Demta dan Ambora sejauh lebih dari dua setengah kilo meter.
“Perjuangan untuk ingin memiliki sekolah sendiri itu terus kami lakukan sejak dulu sampai sekarang baru ada peletakkan batu pertama pembangunan SD tiga kelas. Pada beberapa bulan sebelumnya, kepala Dinas Pendidikan, ketua PGRI Kabupaten Jayapura, ketua Komisi C DPRD, mereka datang kita serahkan surat pelepasan tanah untuk membangun gedung sekolah tiga kelas”, ujar Saul Kosay.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Yaugapsa sudah ada, tapi belum punya sekolah dasar. Sekolah hanya ada di Ambora dan Demta.
“Sehingga kami kasihan melihat mereka jalan kaki tiap hari pergi sekolah di Ambora dan Demta. Tidak hanya anak-anak besar, tapi juga anak-anak kecil. Sehingga kami harap pembangunan gedung sekolah ini bisa cepat. Soal dana pembangunan kami akan sharing antara dari dinas pendidikan dan juga dari dana kampung. Rencana pembangunan gedung sekolah akan ditentukan oleh dinas pendidikan. Tapi kami akan terus koordinasi untuk pastikan kapan mulai dibangun”, ujar Saul Kosay saat ditemui di Balai Kampung Yaugapsa, pada Jumat 22 Mei lalu.
Yaugapsa merupakan salah satu kampung dari Distrik Demta Kabupaten Jayapura. Terletak sekira lebih dari dua setengah kilo meter ke arah barat Demta. Kampung Yaugapsa dihuni sekira 57 kepala keluarga dengan 182 jiwa. Sebagian besar dari kepala keluarga di Yaugapsa adalah pasangan usia subur.
paskalis keagop