suaraperempuanpapua.id – UNTUK mengenang jasa Pastor Anthonius B. M. Tromp OSA., selama mengabdi di wilayah Kepala Burung Tanah Papua, mantan wartawan Cenderawasih Pos, Robertus Yewen menulis sebuah buku dengan judul: “Pastor Anthonius B. M. Tromp, OSA. Pembawa Cahaya Pendidikan Vogelkoop Tanah Papua. Kumpulan Catatan Orang-orang Terdekat”.
Buku tersebut telah diluncurkan dan didiskusikan secara resmi melalui webinar pada Sabtu 2 Juni 2023 lalu dengan topik: “Pola Pendididikan Misionaris dalam Membangun Sumberdaya Manusia Papua Berkaca dari Semangat Spritualitas Pastor Anthonius B.M. Tromp, OSA., di Wilayah Vogelkoop Tanah Papua”.
Ada 21 bagian yang diulas Yewen dalam buku itu yang merekam karya Tromp dari kesaksian beberapa orang yang pernah mengalami didikannya.
Buku itu kemudian didiskusikan melalui webinar oleh Departemen Gugus Tugas Papua, Pengurus Pusat Pemuda Katolik pada Sabtu, 2 Juni 2023 lalu, dengan menghadirkan enam penanggap buku, yaitu: Gabriel Asem, Prof. Dr. Drs. Ave Lefaan, Pastor Athanius Bame, OSA., Pastor Heribertus Lobya, OSA., Yustina Ogoney (Ketua Komda Papua Barat) dan Vincentius P. Baru (Ketua Komda Papua Barat Daya).
Keenam narasumber itu menanggapi buku karya pastoral Pastor Anthonius B. M. Tromp OSA., dari berbagai sudut pandang terutama mengenai pola pendidikan yang ideal bagi orang Papua. Hal itu disampaikan Gabriel Asem menilik sosok Tromp adalah Pastor yang baik, ia selalu merangkul semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, suku dan golongan sosial.
”Pastor Antonius adalah pahlawan pendidikan bagi anak-anak Papua di wilayah Kepala Burung. Buku Roberthus Yewen ini harus diperbanyak lalu disebarkan ke sekolah-sekolah untuk menjadi pedoman pola pendidikan bagi generasi muda sekarang dan yang akan datang,” ujar Gabriel Asem.
Pola pendidikan asrama dengan pendekatan psikologis menurut Guru Besar Sosiologi Universitas Cenderawasih Jayapura, Ave Lefaan, adalah ”kita mesti berkaca dari semangat spritualitas Pastor Tromp dengan pola pendidikan asrama. Melihat asrama bukan semata menjadi tempat tinggal tetapi menjadi ‘sekolah’ tempat belajar tentang kemandirian dan manajemen diri. Kedepan menjadi hal yang penting untuk diterapkan dan diprioritaskan”.
Yustina, mengibaratkan Pastor Tromp seperti pohon beringin. Ia menjadi tempat bernaung dan perlindungan bagi semua orang. Pastor Tromp selalu melihat dari sisi kemanusiaan tanpa memandang perbedaan. Ia juga telah berjasa dalam membiayai ayah saya untuk melanjutkan pendidikannya. Dan saya juga mengalami kebaikkan itu, “bahkan anak saya juga merasakannya,” ungkap Yustina mengenang jasa Pastor Tromp sambil menetaskan air mata.
Tromp di mata rekan pastornya, Pastor Heribertus Lobya, OSA., menilai dari sisi pemberian dirinya bagi gereja dan taat kepada uskup melalui pelayanan nyata di bidang pendidikan di wilayah Kepala Burung. Karya nyatanya dalam membangun sekolah berpola asrama seperti: Seminari Menengah Petrus van Diepen di Sorong, SMA YPPK Agustinus Sorong, SMP dan SMA Villanova Manokwari. “Model pendidikan berasrama seperti ini patut ditiru oleh semua pemerintah daerah di Tanah Papua,” tegas Yustina.
Pastor Lobya, Direktur SKPKC OSA, mengaku selama ini pemerintah banyak membangun asrama. Tetapi tidak ada pendampingan, pembinaan dan aktivitas keseharian, karena belum tersistem dengan baik.
Pendidikan merupakan bagian dari tugas penggembalaan. Yang menjadi fokus perhatian Tromp adalah investasi sumberdaya manusia. Untuk menjawab kebutuhan sumberdaya manusia, tentunya membutuhkan waktu sekira 30 tahun. Setelah itu, baru dapat hasilnya.
Perwakilan Ordo Santo Agustinus Pastor Athanasius Bame, OSA, mengakui hasil didikan Tromp, hari ini diakui. “Kita bisa lihat hasil lulusan dari pendidikan rintisan Tromp yang tersebar di berbagai lini: eksekutif, legislatif, yudikatif, swasta dan lainnya, khususnya di wilayah Kepala Burung,” peran serta para alumni seminari dan SMA di Sorong.
Pengakuan lain dari Vincentius Paulinus Barru yang lebih mengapresiasi penulis buku yang telah mendokumentasikan karya pelayanan pastor melalui orang-orang terdekatnya.
Karya Pastor Tromp, bukan saja di bidang pendidikan. Tapi juga di bidang ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat bisa dilihat dari hasil pertanian mereka kemudian ditampung ke koperasi. Lalu pemasarannya dijual ke toko dan pasar di Manokwari-Sorong. “Catatan kepada penulis supaya menulis seri berikut dari sisi karya ekonomi,” harap Vincentius Paulinus Baru.
Ketua Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik Melkior N. N. Sitokdana mewakili Pengurus Pusat Pemuda Katolik mengungkapkan, “penting untuk terus bergerak menginisiasi diskusi yang bernilai tambah. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk merawat peradaban suatu bangsa. Khusus di Tanah Papua, kontribusi misionaris dalam misi pastoral pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk dijadikan teladan. Seperti karya besar almarhum Pastor Anthonius B. M. Tromp, OSA.”
alfonsa wayap